Cerpen “Dewantara”
Alangkah terkejutnya Pak Zul memindai seisi kelas yang di dalamnya hanya tersisa tiga orang yang
Alangkah terkejutnya Pak Zul memindai seisi kelas yang di dalamnya hanya tersisa tiga orang yang
Sebenarnya aku belum bisa berterima dengan kenyataan yang menimpaku ini. Aku masih mencintaimu, tapi kenyataannya
Malam itu terasa pekat, gelap, sepi. Kulitnya seolah menyatu dengan warna langit. Begitu Panjang ia
Aku adalah satu-satunya titipan Tuhan yang sangat dijaga baik-baik oleh orang tuaku, dalam kesempatan ini
Aku mengerti berani mencintai berani patah hati, berani mengenal yang namanya pacaran berarti aku juga
[intense_dropcap]p[/intense_dropcap]erkenalkan namaku khadijah, aku berasal dari kota bandung dan aku anak ke dua dan aku
Seorang lelaki renta berdiri menatapku. Sorot matanya seakan ingin menelan habis diriku malam itu. Baju
Pagi ini matahari sangat cerah ditemani dengan secangkir kopi dan sepotong roti di koridor kampus