Penerapan teknologi sejauh ini semakin pesat dan digunakan dalam hampir seluruh kehidupan manusia. Bahkan teknologi dapat ditemukan hampir seluruh saku setiap individu, termasuk di Indonesia. Perkembangan teknologi seperti handphone semakin canggih, bahkan hampir tak terpikirkan oleh manusia. Penerapan teknologi sejauh ini tidak hanya digunakan untuk mendapat hiburan semata seperti di media sosial, namun digunakan sebagai alat transaksi. Seperti adanya e-wallet atau dompet digital banyak digunakan sebagai metode transaksi yang katanya memberikan kemudahan bagi penggunanya.

Di samping memberikan kemudahan dalam menjalankan kehidupan, terutama dalam proses bertransaksi dompet digital juga menimbulkan efek negatif yang dapat membuat individu kecanduan sehingga menjadi kebiasaan dalam menjalankan hidup. Penggunaan dompet digital tanpa sadar telah mengkonstruksi kesadaran setiap individu sehingga mereka tanpa sadar mendekati gaya hidup konsumerisme.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh perusahaan riset pasar, lpsos Indonesia, tercatat bahwa sebanyak 8% pengguna dompet digital atau e-wallet adalah anak-anak muda atau generasi milenial. Hal ini dikarenakan generasi muda masih labil dalam pengeluaran sehingga sangat memungkinkan mereka untuk mengeluarkan uang lebih banyak. Penggunaan dompet digital kini menjadi tren disebabkan oleh masa pandemi, juga disebakan karena banyaknya promo yang ditawarkan.

Tanpa disadari penggunaan dompet digital telah memberikan efek ketergantungan bagi penggunanya dengan iming-iming lebih simpel dan mudah telah mengkonstruksi setiap kesadaran dari penggunanya. Hal ini terlihat jelas dari promo dan cashback yang ditawarkan telah membuat individu lebih konsumtif dari waktu ke waktu.

Tawaran yang diberikan dompet digital dengan berbagai fitur yang ada telah menarik minat setiap individu karena merasa lebih diuntungkan dengan belanja yang lebih hemat dan aman dalam proses transaksi. Selain itu, dapat menghemat waktu semakin menambah nilai lebih dari penggunaan dompet digital ini. Namun dibalik itu, penggunaan dompet digital telah meningkatkan gaya hidup konsumtif. Dalam hal ini dompet digital telah mengkonstruksi kesadaran setiap penggunanya sehingga penggunanya sulit membedakan apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka inginkan.

Penggunaan dompet digital yang semakin diminati masyarakat hampir di seluruh tempat. Misalnya, dalam berbelanja di supermarket. Dengan adanya minimum belanja, mereka akan mendapatkan promo atau cashback apabila melakukan transaksi dengan menggunakan dompet digital. Hal ini membuat individu tertarik karena merasa akan membelanjakan uang yang jauh lebih sedikit jika menggunakan dompet digital dalam proses bertransaksi. Selain itu, mereka juga tak merasa keberatan apabila harus membeli barang lebih banyak untuk memenuhi minimum belanja itu agar mendapatkan promo atau cashback.

Penggunaan dompet digital dalam melakukan transaksi kembali mengkonstruksi kesadaran kita. Hal ini dikarenakan jika menggunakan dompet digital, tanpa sadar dapat mengeluarkan uang lebih banyak jika dalam proses transaksi daripada uang cash. Hal ini dikarenakan setiap individu terjebak dengan adanya promo atau cashback dalam proses bertransaksi sehingga tanpa sadar mereka membelanjakan uang yang jauh lebih banyak.

Selain dari supermarket, penggunaan dompet digital juga diaplikasikan di berbagai aplikasi, seperti gojek atau grab dan platform marketplace ,seperti tokopedia dan shopee. Penggunaan media ini semakin menambah minat masyarakat dan tanpa sadar meningkatkan gaya hidup konsumtif mereka. Tindakan aktif yang dilakukan individu yang semakin intensif dengan teknologi digital telah mengalami proses berulang dan menghasilkan sebuah kebiasaan bagi penggunanya. Inilah yang disebut sebagai proses eksternalisasi dalam konstruksi sosial.

Dompet digital yang katanya memberi kemudahan bagi individu, nyatanya hanya semakin meningkatkan gaya hidup konsumtif masyarakat. Hal ini dikarenakan setiap individu akan membelanjakan uang mereka secara berlebihan sehingga pengeluaran mereka lebih meningkat. Dengan tawaran promo yang menarik, bukan membuat mereka menghemat uang sebaliknya mereka justru menambah pengeluaran.

Penggunaan dompet digital yang kini menjadi tren, tak dapat dipungkiri memberikan dampak positif dan juga negatif bagi setiap individu. Oleh karena itu, penulis berharap agar setiap individu atau pengguna dompet digital tetap membelanjakan uang dengan porsinya. Promo yang ditawarkan oleh dompet digital telah mengkonstruksi kesadaran setiap individu untuk membelanjakan uang mereka lebih banyak. Dari hal ini, penulis berharap agar orang-orang dapat mengontrol pengeluaran mereka dengan membeli barang yang mereka butuhkan bukan yang mereka inginkan, karena hal ini hanya akan meningkatkan gaya hidup konsumtif mereka.

Solusi untuk mengatasi gaya hidup konsumtif akibat penggunaan dompet digital ini harus dikembalikan kepada setiap individu. Mereka harus sadar bahwa melakukan transaksi dengan dompet digital, tetaplah harus menyesuaikan dengan kebutuhan mereka di samping ditawarkan berbagai promo yang menarik minat.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih tak dapat dihentikan, meskipun dalam penerapannya di kehidupan juga memberikan dampak negatif. Penggunaan dompet digital atau e-wallet tanpa sadar semakin meningkatkan gaya hidup konsumtif dari setiap penggunanya. Mereka tidak menyadari telah dikonstruksi dengan tawaran berbagai promo atau cashback dari dompet digital yang pada kenyataannya mereka tidak sedang menghemat uang, tetapi membelanjakan uang mereka lebih banyak dari apa yang seharusnya. Dengan adanya fenomena dompet digital ini, penulis berharap agar setiap individu dapat lebih bijak dalam mengeluarkan uang mereka dan solusi untuk hal ini adalah diperlukannya kesadaran diri tiap individu agar tetap membelanjakan uang mereka sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.

Penulis: Irmayana