Selayar, Estetika – Selayar tidak hanya memiliki gugusan pulau yang indah, serta tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara maupun domestik, akan tetapi Selayar juga memiliki beberapa peninggalan sejarah yang mungkin tidak ditemui ditempat lain, yakni Gong Nekara terbesar dan tertua di dunia peninggalan China.
Sebuah gong nekara yang diyakini merupakan gong terbesar dan tertua di dunia, peninggalan China yang berada di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan tepatnya di Desa Matalalang.
Gong Nekara, Gong Terbesar di Dunia
Menurut tetua adat, Gong Nekara merupakan gong terbesar dan tertua di dunia. Gong dengan luas lingkaran permukaan sebesar 396 cm persegi, luas lingkaran pinggang 340 cm persegi, dan tinggi 95 cm persegi, menjadi ciri khusus dari gong tersebut ialah pada permukaan gong bagian atas terdapat 4 arca yang berbentuk kodok.
Hingga saat ini kondisi gong tersebut masih utuh dan dijadikan sebagai tempat peninggalan sejarah yang banyak dikunjungi masyarakat setempat maupun mancanegara.
Peninggalan Warga China yang Berlayar Ke Selayar
Dilihat dari bentuk dan perwujudannya, Gong tersebut bukanlah peninggalan asli suku Bugis-Makassar. Meskipun tak diketahui secara pasti, warga sekitar meyakini bahwa Gong tersebut merupakan peninggalan warga China pada jaman dahulu.
Toa, seorang penjaga gong, menceritakan bahwa kehadiran peninggalan kebudayaan zaman perunggu berawal dari seorang warga China yang berlayar di sekitar perairan Kepulauan Selayar.
“Tidak ada yang mengetahui secara pasti mengapa kapal China bisa terdampar,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa menurut cerita nenek moyang, gong tersebut memiliki tiga fungsi yakni, fungsi keagamaan, sosial budaya dan politik, gong tersebut pertama kali ditemukan oleh salah seorang penggarap kebun bernama Pao.
“Ketika itu, Pao hendak menanam kelapa. Namun, setelah galiannya mencapai 2 meter, linggis yang digunakan Pao mengenai sebagian badan gong hingga berbunyi,” ungkapnya.
Sempat Kecurian, Pemerintah Lakukan Pengawasan Lebih
Keberadaan gong nekara memiliki nilai seni tinggi ini merupakan peninggalan sejarah pada zaman perunggu yang memiliki motif flora dan fauna.
Sempat mendorong oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri salah satu arca kodok dari gong tersebut, pemerintah provinsi pun berinisiatif membuatkan rumah sebagai pelindung.
Penulis: Inayah Zulfianti