Makassar, Estetika – Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali diserang oleh orang tidak dikenal (OTK), Jumat (21/2) lalu.
Insiden tersebut mengakibatkan pecahnya sejumlah kaca jendela gedung fakultas serta terbakarnya dua motor yang merupakan milik salah seorang satpam dan Mahasiswa Aktif FBS di area parkir.
Salah seorang korban, John (nama samaran), menuturkan bahwa insiden ini membuatnya sedih, sebab motor tersebut didapatkan dari hasil usahanya sendiri.
“Sangat sedih, karena motor itu saya dapatkan dari hasil usaha sendiri,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa hingga saat ini pihak kampus belum menghubunginya terkait kejadian tersebut dan dirinya sempat menerima penolakan saat mengajukan permohonan untuk bertemu.
“Pihak kampus belum menghubungi saya terkait kejadian ini, sempat juga meminta bertemu, tetapi ditolak,” ujar Mahasiswa FBS itu.
Selain itu, ia juga meminta agar pihak kampus dapat meningkatkan keamanan fakultas selama 24 jam, seperti menambah jumlah satpam yang berjaga.
“Seharusnya keamanannya ditingkatkan, masa satu fakultas hanya memiliki dua orang satpam,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan (WD III) FBS, Syamsu Rijal, menjelaskan bahwa pihak kampus masih menunggu keputusan dari kepolisian karena penanganan kasus tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak fakultas.
“Yang menangani kejadian ini tidak hanya pihak kampus, tetapi juga kepolisian, sehingga dalam hal ini kita adalah korban,” jelasnya.
Lebih lanjut, Syamsu Rijal, juga menegaskan bahwa larangan berkegiatan malam merupakan salah satu bentuk upaya pencegahan, namun belum diindahkan oleh mahasiswa.
“Pencegahan sudah sering diingatkan sejak 2019, namun, masih ada oknum yang sering datang ke kampus tanpa diketahui apa yang mereka kerjakan,” tegasnya.
Sebagai bentuk kepedulian, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS membuka penggalangan dana untuk meringankan beban korban, yang dapat disalurkan melalui:
BRI: 4908-01-021869-53-2
BNI: 1311838851
DANA: 085399281915
(Atas nama Kurniati)
Reporter: Ahmad Arsal Siddiq (Magang) dan Miftahul Jannah.