Maros, Estetika Setelah melalui berbagai rangkaian proses yang cukup ketat, Musyawarah Besar XVII (Mubes XVII) Lembaga Kemahasiswaan (LK) Universitas Negeri Makassar (UNM) yang berlangsung di Local Education Control Angkasa kompleks Auri, Maros, Sulawesi Selatan, akhirnya menuai hasil keputusan, Minggu (25/3).

Dua hari sebelumnya, Jumat (23/3), telah berlangsung pembukaan Mubes sekaligus debat kandidat calon presiden, yaitu Alif Gautama dan Dwi Rezky Hardiyanto dengan saling memaparkan visi dan misi serta saling melemparkan pertanyaan satu sama lain. Kegiatan ini dilaksanakan di Ballroom Lt.2, Menara Phinisi UNM.

Mubes ini berlangsung selama tiga hari, Jumat-Minggu (23-25/3). Sabtu malam, Nur Saddam ditetapkan sebagai Ketua Maperwa UNM yang merupakan hasil keputusan melalui jalur musyawarah mufakat dengan lawannya, Asmar Tahimran. Berselang beberapa jam kemudian, Minggu dini hari, pukul 2.20 Wita, Dwi Rezky Hardiyanto, mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra inggris ditetapkan menjadi Presiden BEM UNM terpilih periode 2018-2019. Pemilihan ini dilakukan secara aklamasi sebab sampai pada agenda pemilihan presiden, calon presiden dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) tidak kunjung hadir.

Dwi Rezky Hardiyanto, Presiden BEM UNM terpilih Peride 2018/2019, Minggu (25/3). Foto: Amaliah/estetikapers.

Presiden BEM UNM terpilih, Dwi Rezky Hardiyanto, dalam sambutannya, berharap dapat tetap saling bersatu dan bekerja sama dengan fungsionaris LK UNM.

“Saya harap kita dapat bersatu dan juga saya harap kerja samanya. Mari kita bersama-sama berusaha mengembalikan lembaga kemahasiswaan yang ada di UNM dan mengawal isu-isu yang hadir di UNM ini,” harap mahasiswa yang akrab disapa Ari itu.

Reporter: Nur Amaliah Amir