Makassar, Estetika – Beredar isu Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) terancam tidak akan dilantik dan akan dibekukan jika tidak mengirimkan delegasi untuk pembentukan Maperwa dan BEM Universitas, Selasa (20/12).

Hal ini pertama kali diketahui dengan beredarnya tangkapan layar percakapan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan (WD III) yang menyatakan menolak melantik dan akan membekukan Maperwa dan BEM FBS jika tak kunjung mengutus delegasinya.

Menilik pernyataan sikap yang diterbitkan pada Senin (19/12) lalu, Lembaga Kemahasiswaan (LK) FBS memang memilih untuk menarik diri dari Musyawarah Besar (Mubes) LK Universitas dengan berbagai pertimbangan.

Baca Juga: LK FBS TERBITKAN PERNYATAAN SIKAP: TARIK DELEGASI UNTUK MAPERWA DAN BEM UNIVERSITAS

Memastikan kebenaran kabar itu, Reporter Estetika menghubungi WD III untuk memperoleh keterangan lebih lanjut.

Ketika diwawancarai, WD III, Azis, tidak memberikan pernyataan dengan jelas dan malah mengarahkan Reporter Estetika untuk bertanya kepada Presiden BEM dan Ketua Maperwa perihal apa yang ia sampaikan.

“Tanya saja ketua BEM dan Maperwa terpilih mengenai apa yang disampaikan WD III,” singkatnya.

Sementara itu, Presiden BEM FBS, Ahmad Mihdar, menjelaskan bahwa kabar tersebut benar adanya.

Ia menyebut bahwa WD III mengatakan permintaan untuk segera mengirimkan delegasi, karena jika tidak memenuhi hal itu maka Maperwa dan BEM tidak akan dilantik serta akan dibekukan.

“Kurang lebih seperti ini pesannya, kamu harus mengirim delegasi (peserta) kalau tidak ada yang kamu utus, kamu tidak akan dilantik, BEM dan Maperwa akan dibekukan,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menilai tindakan menolak melantik dan mengancam akan membekukan bukanlah solusi yang tepat jika Maperwa dan BEM FBS tidak dapat mengutus delegasi dalam pembentukan Maperwa dan BEM Universitas.

“Tidak melantik lalu membekukan LK itu bukan solusi yang baik ketika kami tidak mampu mengirimkan delegasi,” katanya.

Reporter: Shindy Safitri & Desy Astriani