PUISI-PUISI AULIAH WILDANI ANWAR: SEPOTONG SENJA DIBAGI DUA
Sepotong Senja Dibagi Dua Tuan menunggu bulan telanjang kaki puan gelisah merasa risau luka mengangkang tertibun hujan tuan memakan senja tiada sisa berbalik sekali lagi jangan kau tikam puan dengan rindu Makassar, 2017 Jalan(g) Jalan(g) melebur di rahim-rahim kota wanita bangka berkotek-kotek adam mencari jalan(g)…
PUISI-PUISI YUSMITA FEBRIANA Y: PENYUARA RINDU UNTUK IBU
Penyuara Rindu untuk Ibu Pengasuh raga pemberi jiwa mengasingkan perih terasa dari ribuan cerita kuno yang abadi aku tak temui dirimu terpaut Sejak saat kau berjuang napas terbuang diganti sayang lalu jiwa-jiwa keras pergi entah dibawa lekang atau kenang dan dalam penerangan memecah belah…
PUISI-PUISI FITRI SYAMARKANDI
Kala September Aroma tanah basah sehabis hujan memandikan jiwa-jiwa murka kulit yang menua atau keriput tanda kebahagiaan manusia telah lama bermain-main Pelupuk mata yang mulai memerah berharap rahim Ibu akan membungkus segala keresahan pekat dan kelam akan masa lalu tulang-tulang patah berserakan di lantai…
Integrasi Cinta Sementara
Entah apa maksud semesta entah apa rencana mendung kita dipertemukan dihari Rabu semuannya cepat berlalu namun menolak untuk melupa Sosokmu pernah mengundang desak kagum sewaktu kau dan aku terpaut di masa putih abu-abu terintegrasi oleh wacana perasaan Tiap pertemuan menimbulkan bayang-bayang menawan pendanganmu membuahkan debaran…
Perihal Pulang
Yang sempurna hanya purnama, Kita hanyalah sepasang yang mencoba bahagia di bawah sinarnya Menghitung jemari yang seakan tak mencapai hingga Sebab kau selalu senang menghitung 1 ke 10 lalu kembali ke 1 (lagi) Aku benci kepulangan yang layaknya ombak yang setia pada tepi, sebab…