BAHWA IBU

Sampai akhir nanti

Kata-kata tidak akan bisa merabah kasihmu di setiap peristiwa

Air susumu adalah air yang berasal dari sungai-sungai surga.

Senyum ibu yang mekar, selalu mengutuk kegelapan dalam kehidupan kemanusiaan

Di atas sajadah, di tepi sunyi saat malam terlalu larut

Ibu dengan suara pelan

Memuja Tuhan kemudian menyelipkan nama anaknya

Di taman cintanya

Ibu menanggung benih kepedihan dan merawatnya dengan sembunyi

Bahwa ibu yang tidak pernah kehilangan iba hati

Bahwa ibu yang selalu mengkambing hitamkan dirinya

Bahwa ibu yang selalu memeluk air mata duka saat ketika bapak sedang marah pada anaknya

Bahwa ibu dengan nasehatnya, suatu ketika anaknya pulang dengan luka memar di sekujur wajahnya

Ibu adalah rumah tak berpintu yang selalu menunggu kepulangan anak-anaknya

Ibu

Ibu

Ibu yang terkasih

Lekas aku pulang dari tanah rantau

Aku ingin memandang matahari terbenam di beranda seperti dahulu bersama ibu

Melepaskan dahaga dengan meneguk air dari air mata pengampunanmu

Merebahkan kepala di tepi kasih dan cintamu

Kemudian membacakan syair sederhana ini

Di antara celah-celah lelahmu

Rikky alumni Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Makassar (UNM) angkatan 2016. Seorang lelaki berdarah Bugis, yang lahir di Kabupaten Soppeng. Saat ini ia sedang berusaha menempuh Pendidikan Barista di Universitas Kopeace, di bawah kolong Tol Pettarani yang senantiasa berbahagia.