Makassar, EstetikaPemateri Literasi Pena Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sastra Indonesia (SASINDO) Dewan Mahasiswa (DEMA) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengkritisi stigma perempuan tak harus berpendidikan tinggi di Ruang Seminar, Gedung DG, Kamis (31/8).

Kegiatan yang mengusung tema “Kita Hidup Bersama Literasi” ini melibatkan 63 peserta.

Suasana saat berlangsungnya penyerahan hadiah kepada peserta aktif dalam Literasi Pena HMPS Sasindo di Ruang Seminar Gedung DG, Kamis (31/8). Foto: Veronika Rini Pala’langan/ Estetikapers.

Pemateri, Andi Sahtiani Jahrir, menjelaskan bahwa masyarakat cenderung menganggap perempuan yang memiliki pendidikan tinggi hanya akan berakhir menjadi ibu rumah tangga.

Menurutnya, ilmu yang dimiliki oleh perempuan tidak akan sia-sia sebab akan berguna dalam mendidik anak.

“Ilmunya tidak akan sia-sia. Semua wanita bisa menjadi ibu dan mendidik anak membutuhkan ilmu,” jelas dosen yang telah menulis tiga belas buku itu.

Lebih lanjut, Sahtiani berpesan agar perempuan memiliki kecakapan ilmu sebelum memutuskan untuk menikah.

“Jangan pernah menyesal menjadi seorang ibu yang berpendidikan karena itu bisa jadi ilmu parenting. Kalian harus pintar dulu sebelum menikah,” pesannya.

Di sisi lain, salah seorang peserta, Ririn Septidiana, menuturkan bahwa pemateri dapat menyampaikan materi dengan baik sehingga mudah dipahami oleh peserta.

“Pematerinya luwes sehingga diskusinya interaktif dan mudah dimengerti,” tuturnya.

Reporter: Veronika Rini Pala’langan