Parangtambung, Estetika – Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Kajian Linguistik Cermat (Kalimat) di belakang panggung Bengkel Sastra (BESTRA) FBS, pukul 10.45 Wita, Kamis (10/5).
Kajian linguistik ini merupakan salah satu program kerja bidang linguistik Himaprodi yang mengusung tema “Konsep Pendidikan Ala Ki Hajar Dewantara” yang dibawakan oleh Sutrisno Zulkifli, Demisioner Himaprodi angkatan 2009.

Dalam membawakan materi, Sutrisno, menyampaikan bahwa pendidikan ala Ki Hajar Dewantara adalah proses memanusiakan manusia. Dalam pembawaan materinya, dia membuka pikiran peserta diskusi dengan pernyataannya.
“Kita sementara tidak berpendidikan sebenarnya, jika saja Ki Hajar Dewantara melihat kita, dia akan menangis, karena sekarang pendidikan dijadikan sebagai ajang bisnis dan masih banyak problem pendidikan yang belum bisa kita pecahkan,” ungkap Sutrisno.
Dia menambahkan, bahwa terjemahan sekolah menurut Ki Hajar Dewantara adalah taman untuk bersenang-senang, akan tetapi terlalu banyak siswa yang mengekang dirinya karena kepura-puraan.
“Terlalu banyak kepura-puraan, karena kita selalu ingin jadi orang lain. Kau harus lanjutkan apa yang kau inginkan bukan yang orang lain mau,” pesan Sutrisno sekaligus menutup kajian.
Nursyahriani, Ketua Bidang Linguistik Himaprodi, berharap agar dengan kajian ini menjalin silaturahmi dan membawa manfaat bagi mahasiswa.
“Semoga yang datang kajian ini bisa bermanfaat karena sekali lagi ini tidak ditemukan dalam kelas,” tutupnya.
Reporter: AM 7 ESTETIKA