Makassar, Estetika –  Program Studi (Prodi) Teknologi Pendidikan (TP) Fakultas Ilmu dan Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Seminar Nasional yang merupakan rangkaian acara dalam Education Fair (Edufair) via Zoom dan Youtube, Minggu (30/5).

Kegiatan ini menghadirkan tiga pembicara utama, yakni Yulita Priyoningsih selaku Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (PDDIKTI), Novi Kurnia selaku Dosen UGM dan Koordinator Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), dan Anita Ashvini Wahid selaku Presidium Mafindo dan Waketum GNLD Siberkasi.

Suasana saat berlangsungnya Seminar Nasional dan Call For Digital, Minggu (30/5).
Foto: Tangkapan Layar/ Estetikapers

Pemateri pertama, Yulita Priyoningsih, mengatakan bahwa berkomentar negatif di sosial media itu akan meninggalkan jejak digital yang akan berdampak buruk.

“Para mahasiswa diharapkan berhati-hati dan bijak dalam berkomentar di sosial media karena ada yang namanya jejak digital, hal ini akan sangat berpengaruh di masa depan apalagi terkait dengan karir,” ungkapnya.

Sementara itu, pemateri kedua, Novi Kurnia, mengungkapkan posisi rakyat Indonesia dalam literasi digital berdasarkan riset Japelidi.

“Riset Japelidi memetakan bahwa ternyata dari 2280 responden yang kita tanyai  tersebar di 18 wilayah Indonesia ini, ternyata kompetensi yang kuat adalah kompetensi yang sifatnya fungsional yaitu akses dan paham,” tuturnya.

Di sisi lain, pemateri ketiga, Anita Ashvini, menambahkan bahwa hoax digunakan untuk menyasar dan memanipulasi emosi.

“ Hoax secara efektif digunakan untuk menyasar dan memanipulasi emosi yang diekspresikan melalui ujaran kebencian, penghinaan, periksakan, perundungan, dan hal lainnya,” tambahnya.

Reporter: AM 3 & AM 5 Estetika