Makassar, Estetika – Lembaga Transformasi Intelektual Mahasiswa (eLTIM) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan eLTIM Berdiskusi (eDISI) via Zoom, Minggu (13/6).
Diskusi yang mengangkat tema “Mengenal Lebih Dekat Budaya Pop” ini bertujuan agar budaya pop dapat dikonsumsi oleh masyarakat secara massal tanpa mempertimbangkan dampak atau aspek dari budaya mereka dengan menghadirkan Ketua Umum Maperwa FBS UNM Periode 2017-2018, Wahyu Gandhi sebagai pemantik.

Pemantik, Wahyu Gandhi, menjelaskan bagaimana lahirnya budaya populer.
“Lahirnya budaya populer sekitar tahun 1960-an di Amerika Serikat bersamaan dengan berubahnya wajah logika kapitalisme,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan ciri-ciri budaya populer.
“Sebuah budaya yang menjadi tren berpotensi menjadi budaya populer. Budaya populer juga memiliki keseragaman bentuk, selain itu budaya ini bersifat adaptabilitas yakni budaya yang mudah dinikmati dan diadopsi oleh khalayak,” lanjutnya.
Terakhir, ia mengungkapkan hubungan budaya populer dengan globalisasi.
“Budaya populer sangat melekat dengan globalisasi. Globalisasi di sini merujuk pada penggunaan media sosial dan internet, tidak relevannya batasan ruang dan waktu. Selain itu, ada tiga misi budaya populer bersama globalisasi yaitu Fun, Food, and Fashion,” ungkapnya.
Reporter: AM 1 & AM 3 Estetika