Parangtambung, Estetika – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Estetika Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Diskusi Kontemporer (Skuter) di Ruang Seminar FBS UNM, Kamis (9/2).

Mengusung tema “Keadilan Gender, Mengapa Harus Setara?”, kegiatan ini menghadirkan Rahma Amin selaku Koordinator Divisi Gender, Anak, dan Kelompok Marjinal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar sebagai pemateri serta dihadiri oleh 41 peserta.

Suasana saat berlangsungnya Diskusi Kontemporer LPM Estetika FBS UNM di Ruang Seminar FBS UNM, Kamis (9/2).

Pemateri, Rahma Amin, menjelaskan bahwa beban ganda (double burden) merupakan salah satu bentuk ketidakadilan gender.

Ia memaparkan contoh beban ganda dapat dilihat ketika istri mengambil dua peran, yakni bekerja sekaligus mengurus rumah tangga.

“Beban ganda itu seperti seorang istri yang memilih untuk bekerja, namun ketika ia di rumah dia tetap mengerjakan segala urusan rumah tangganya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rahma, mengatakan bahwa sebenarnya sistem patriarki juga membuat kaum laki-laki tertindas yang mengakibatkan munculnya dominasi maskunilitas.

Menurutnya, masyarakat menuntut laki-laki untuk tidak boleh tampak lemah, sehingga hal tersebut memicu lahirnya gerakan laki-laki baru.

“Sistem patriarki ini memunculkan dominasi maskunilitas, di mana laki-laki harus tampil lebih macho dan tidak boleh menangis sehingga memunculkan gerakan laki-laki baru yang menyuarakan hal ini,” tambahnya.

Reporter: Nur Masyitha Syahril