Makkasar, Estetika – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bahasa dan Sastra Indonesia (SASINDO) Dewan Mahasiswa (Dema) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Literasi Pena via Google Meet, Selasa (22/2).

Mengusung tema “Alih Wahana”, kegiatan ini menghadirkan Faisal selaku pemateri yang diikuti oleh 60 peserta, baik dari mahasiswa UNM, mahasiswa luar kampus dan siswa SMA Negeri 11 Gowa.

Suasana saat berlangsungnya Literasi Pena via Google Meet, Selasa (22/2). Foto: Tangkapan Layar/estetikapers.

Pemateri, Faisal, menjelaskan bahwa sastra terjemahan dipandang sebagai tafsir yang menghidupkan karya, contohnya karya sastra India yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia seperti kisah Mahabharata dan Ramayana.

“Sastra terjemahan itu bisa dikatakan sebegai tafsir yang bisa menyebabkan sebuah karya sastra itu bertahan hidup. Sebagai contoh, karya sastra India yang diterjemahkan ke Indonesa, misalnya saja kisah Mahabrata dan Ramayana,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa proses perubahan dari karya sastra menjadi film yang dapat membantu memperluas peminat sastra disebut dengan ekranisasi.

“Ekranisasi itu sendiri adalah proses perubahan dari sastra ke film. Adanya Ekranisasi ini juga bisa membantu untuk memperluas apresiasi dari penikmat-penikmat sastra di Indonesia,” katanya.

Di sisi lain, salah seorang peserta Literasi Pena, Fery Ardinal, mengaku senang dapat mengikuti kegiatan yang dapat menambah pemahamannya mengenai alih wahana.

“Senang karena bisa mengikuti kegiatan barusan, yang awalnya saya kurang paham tentang alih wacana menjadi paham akan hal tersebut,” ujar mahasiswa Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut.

Reporter: Nurun Annisa. KH & Elsi Sallolo Sirompo
Editor: Aulia Ulva