Nalar, Opini

RETORIKA PAPPASANG DALAM KEBUDAYAAN MASYARAKAT MAKASSAR

Arus globalisasi saat ini sangat memengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Pengaruh itu dapat terlihat dari pendidikan dan kebudayaan. Saat ini, identitas bangsa menjadi salah satu pokok masalah yang dihadapi. Identitas bangsa berkaitan dengan kebudayaan, khususnya tentang bahasa dan sastra.

Nilai-nilai luhur merupakan salah satu aspek dalam bahasa Makassar untuk tetap menjadi pegangan masyarakat Makassar. Nilai-nilai luhur tersebut terdapat di dalam pappasang. Nah, Pentingnya pappasang ini sebagai salah satu bagian dalam melestarikan bahasa dan sastra yang ada di Indonesia. Dengan memahami nilai-nilai pada pappasang, dapat membentuk karakter menjadi lebih baik. Salah satu unsur yang membuat pappasang sangat penting adalah nilai atau pesan yang terkandung di dalamnya .

Pengungkapan yang terdapat dari nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam pappasang perlu diangkat di kalangan masyarakat, terutama kepada kaum muda yang cenderung mengalami dekadensi moral. Selain itu, agar generasi muda mampu mengetahui budayanya sendiri. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai pappasang sebagai suatu media atau wadah dalam meningkatkan karakter bangsa yang berkearifan lokal.

Sebagai ilmu bicara, retorika sebenarnya diperlukan untuk menyadari penting dan manfaatnya dalam keterampilan berbahasa. Pada tahun ajaran 1994/1995, retorika dimasukkan ke dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).

Pappasang ini mencerminkan nilai-nilai keagamaan. Dalam ungkapan pappasang ini terdapat istilah salat sebagai suatu simbol keislaman. Salat sebagai ibadah ritual agama Islam dan juga sebagai bentuk kesetiaan pada agama. Salat juga dapat disimbolkan sebagai tiang agama, sehingga seseorang yang meninggalkan salat berarti orang tersebut telah meruntuhkan tiang agamanya sendiri.

Dalam masyarakat Makassar, pappasang memberikan indikasi agama Islam yang sangat kuat. Dengan adanya simbol ataupun istilah yang terdapat di dalam pappasang.Oleh karena itu, wajar jika ajaran agama tersebut banyak terekam dalam sastra Makassar yang pada umumnya dengan gaya bahasa yang disesuaikan dengan lingkup budaya Makassar.

Dalam konteks pembentukan karakter, maka nilai-nilai spiritualitas sangat-sangat diperlukan karena dengan nilai tersebut akan berimplikasi pada hadirnya ketaatan atau kedisiplinan dalam melakukan ibadah keagamaan.

Retorika pappasang juga sangatlah memperhatikan etika, karena etika juga menjadi ciri utama retorika. Dalam hal ini, retorika tidak hanya memperhatikan penyampaian pesan menggunakan bahasa yang baik saja, tetapi lebih dari itu. Apa yang disampaikan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral.

Nurul Amaliah, Risma, Sri Wahyuni. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, Universitas Negeri Makassar.

*) Opini ini adalah tanggungjawab penulis sebagaimana tertera. Tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi Estetikapers.com

Related posts

RELEVANSI GERAKAN SOSIAL DAN IMAJINASI POLITIK

Editor Estetika
May 21, 2020

VERSTEHEN DAN KIAT-KIAT MENULISKAN AKU ATAS DIRIMU

Editor Estetika
June 14, 2022

DI BAWAH MEJA ADA CATATAN YANG TERSEMBUNYIKAN

LPM Estetika FBS UNM
August 29, 2018
Exit mobile version