Nalar, Opini

PENGGUNAAN RETORIKA DALAM AKRATEK MAKASSAR

Setiap suku yang ada di Indonesia memiliki kebudayaan dan tradisi yang beraneka ragam. Kebudayaan pada hakikatnya meliputi segala aspek kehidupan manusia, baik material maupun spritual sehingga kebudayaan dan manusia tidak dapat dipisahkan. Begitupula dengan tradisi dan kebudayaan yang merupakan gagasan yang di dalamnya mengandung makna simbolik seperti nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.

Dalam suku Makassar terdapat beberapa kebudayaan dalam tradisi, salah satunya yaitu budaya ratek. Ratek adalah salah satu adat yang masih dilakukan sampai saat ini. Kitab ratek merupakan salah satu karya besar Syahid Al’aidid yang dijadikan sebagai inti ajaran tarekat “Nur Muhammad”.

Kegiatan ratek bertabiat zikir supaya kita bisa mengenang Nabi Muhammad Saw. Saat sebelum akratek diawali bahan- bahan yang selaku faktor aksesoris dalam proses ritual akratek wajib disiapkan semacam mempersiapkan air, dupa, minyak kelapa, pandan, pinang, serta kaddok minyak. Bila bahan- bahan tersebut telah lengkap hingga diadakan pembacaan doa terlebih dulu yang dipandu oleh anrong guru.

Ratek merupakan salah satu alat yang digunakan oleh Syahid Al’aidid untuk memperkenalkan ajaran Islam. Kehadiran adat ini dipengaruhi oleh ulama besar keturunan ke-29 Nabi Muhammad yang berasal dari Hadramaut, Irak, Timur Tengah. Pada saat itu agama Islam berkembang pesat di Sulawesi Selatan.

Susana berlangsung akrate foto: Mallawa Gau

Acara ratek bersifat zikir agar kita dapat mengenang Nabi Muhammad Saw. Sebelum acara dimulai, ada beberapa bahan yang disiapkan sebagai unsur pelengkap seperti menyiapkan air, dupa, minyak kelapa, pandan, pinang, dan kaddok minyak. Jika bahan-bahan tersebut sudah lengkap maka diadakan pembacaan doa terlebih dahulu yang dipimpin oleh anrong guru.

Anrong guru sama dengan kiai yang mumpuni ilmu agama dan tarekat ilmu tersebut diajarkan kepada murid-murid tarekat yang berguru padanya. Tujuan anrong guru berdoa ialah sebagai bentuk kesaksiannya kepada Nabi Muhammad SAW, bahwa semua yang dipersembahkan hanya untuk Rasulullah sebagai wujud kecintaan kepada Rasulullah.

Sebelum membacakan naskah, anrong guru terlebih dahulu meminta izin kepada orang yang derajatnya lebih tinggi menurut silsilah keturunan Al-A’idid ini merupakan salah satu simbol adat masyarakat yang memiliki makna menghormati orang yang derajatnya tinggi. Setelah diizinkan, proses pembacaan naskah khas Makassar dimulai dan dilanjutkan membaca sholawat kepada Rasulullah.

Berbicara tentang akratek, maka akan berkaitan dengan kesenian. Melantunkan bacaan berarti kita sedang melakukan kegiatan seni, karena ratek termasuk kegiatan yang ada dalam dunia seni yang merujuk pada kesenian budaya. Dunia seni juga merupakan bidang kehidupan yang tidak lepas dari retorika. Apalagi seni itu dimaksudkan untuk mendidik penonton atau pendengarnya.

Retorika merupakan gaya bahasa yang digunakan seorang penutur dalam menyampaikan pesan atau tujuan tertentu untuk membujuk dan mengajak pendengarnya. Retorika ada dalam budaya karena setiap lantunan bacaannya harus memperhatikan gaya bahasa, gaya suara yang berupa pitch (nada suara), rate (kecepatan suara), pause (jeda), loudness (keras lembutnya suara) dan ritma.

Hal diatas bertujuan agar pesan-pesan atau makna yang terdapat dalam lantunan naskah bisa tersampaikan atau dirasakan oleh pendengarnya. Bukan hanya itu, gaya gerak tubuh yang seperti sikap badan, penampilan, ekspresi dan gerakan tangan serta pandangan mata juga sangat penting karena dalam proses akratek terdapat ciri khas gerakan yang mempunyai makna simbolik tertentu.

Ratek pada saat ini masih dilaksanakan masyarakat Sulawesi Selatan karena masih memerlukan ajaran nabi sekaligus pengajaran akhlak serta menjalin silaturahmi antar sesama. Jadi dalam budaya retorika sangatlah berperan penting di dalamnya karena akratek menggunakan irama dan gerakan tertentu yang bermakna simbolik.

Nur Citrawati, Nur Sinta, dan Muliati, mahasiswa.Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, Universitas Negeri Makassar.

*) Opini ini adalah tanggungjawab penulis sebagaimana tertera. Tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi Estetikapers.com

Related posts

LEBARAN DI KOTA TIDAK SEASIK YANG KAU KIRA

Editor Estetika
May 13, 2021

HUBUNGAN SELF CONTROL DAN PELECEHAN SEKSUAL DI RUANG LINGKUP UNM

Editor Estetika
December 26, 2021

RELEVANSI GERAKAN SOSIAL DAN IMAJINASI POLITIK

Editor Estetika
May 21, 2020
Exit mobile version