Parangtambung, Estetika – Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) menyampaikan perspektifnya mengenai perkuliahan menggunakan sistem daring saat diwawancarai via WhatsApp (WA), Minggu (29/3).

Sistem perkuliahan daring dianggap efektif pada kondisi sekarang ini karena hakikatnya, syarat proses belajar mengajar adalah apabila ada pembelajar, pengajar, materi, ruang, dan waktu. Semua aspek tersebut telah terpenuhi dalam sistem daring. Adapun ketidakefektifannya adalah adanya faktor penghambat proses perkuliahan daring sehingga mahasiswa belum tentu dapat memahami materi yang disajikan secara optimal.

Faktor penghambat perkuliahan daring tersebut adalah yang pertama, ketidaklancaran masalah jaringan; kedua, waktu yang terbatas; dan yang ketiga adalah tidak mendukungnya aplikasi pembelajaran yang digunakan.

Dosen Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FBS UNM, Geminastiti, menjelaskan aplikasi yang digunakan selama sistem perkuliahan online adalah WA grup, Email, dan Instagram.

“Saya menggunakan aplikasi WA Group, email, dan instagram. Alhamdulillah aplikasi tersebut cukup efektif karena masalah yang saya alami adalah kualitas jaringan yang kurang stabil dan waktu sangat terbatas. Jadi, saya belum menggunakan aplikasi interaktif yg bersifat synchronous e-learning seperti Zoom dan Google Classroom,” jelasnya.

Di sisi lain, salah seorang dosen PBI, Chairil Anwar Korompot, menerangkan tiga indikator penilaian selama perkuliahan daring.

“Pertama, saya perhatikan indikator keaktifan dengan melihat yang bisa hadir di layar laptop. Karena mata kuliah yang saya ajar berciri interaksi lisan aktif, maka indikator kedua adalah inisiatif mahasiswa dalam menanggapi dan menjawab. Indikator ketiga adalah kemampuan mahasiswa mengerjakan dan menuntaskan tugas lisan yang saya berikan. Penugasan itu dilakukan secara acak kepada semua yang ikut kuliah, jadi mahasiswa harus selalu siap,” terangnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Dosen Jurusan Bahasa Indonesia FBS UNM, Alfian, bahwa cara penilaian tetap dapat dilakukan dengan mengecek keaktifan hadir mahasiswa.

“Kan dosen tetap pegang absen. Namun, cara mengabsen disesuaikan dengan media yang digunakan. Kalau pakai media ZOOM, absennya menyebut satu persatu nama mahasiswa atau mengecek mereka pada tampilan layar video konferensi. Sedangkan jika memakai WA, saya cek bagian info pesan yang saya kirim, siapa saja yang read dan tidak. Itu saya cek berkala untuk tahu keaktifan mahasiswa,” tuturnya.

Lebih lanjut, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (PBSD) FBS UNM, Sakinah, mengungkapkan dampak positif perkuliahan daring adalah munculnya keaktifan mahasiswa pada diskusi online.

“Efek positifnya adalah mahasiswa yang tidak aktif di kelas justru ikut aktif dalam diskusi secara online. Kemudian, saya sendiri sebagai dosen juga merasakan efek negatifnya, terkadang sementara kuliah daring tiba-tiba laptop saya error. Berbeda jika mengajar di kelas, tentunya lebih fokus dan bisa secara langsung mengamati keseriusan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan,” ungkapnya.

Reporter : A. Dian Islamiati