Nalar, Opini

MAHASISWA, ALAM, DAN PERUBAHAN KECIL

Sebaik-baik tempat kembali adalah rumah, rumah itu adalah alam sendiri. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI, alam adalah segala yang ada di langit dan di bumi (seperti bumi, bintang, kekuatan). Di sini, saya akan menulis tentang alam, tetapi dalam ruang lingkup yang kecil (bumi), saya tidak akan membahas bagaimana menyelamatkan alam dari serangan alien atau musuh dari multi-semesta.

Sebagai mahasiswa yang menghabiskan besar waktunya berenang di linimasa media sosial, membaca opini-opini teman-teman yang ingin menyelamatkan negara ini dengan skala besar tentu menggetarkan jiwa santai saya, jiwa bodo amat yang begitu besar, dan tingkat sosial yang fluktuatif. Beberapa ide atau Gerakan muncul dari diskusi di ruang lingkup kampus baik kelas maupun organisasi. Tentu, itu adalah hal yang luar biasa, hal-hal yang benar, dan positif tentunya. Ide mengubah bumi, khususnya negara ini, menjadi lebih baik bertebaran di luar sana baik ide dalam konteks ekonomi, pendidikan, politik, budaya, dan beberapa aspek lainnya. Itu adalah hal yang masif dan besar, apa poin yang ingin saya sampaikan?.

Perubahan yang bermakna tidak harus perubahan yang masif. Apasih maksudnya? Begini, menilai dari diri saya sendiri, banyak pemikiran yang mengira bahwa perubahan yang bermakna itu harus melalui gerakan yang masif, besar, dan aspek yang berdampak luas seperti aspek yang saya sebut sebelumnya. Perubahan seperti itu pada umumnya memerlukan gerakan yang berulang yang akibatnya jika diulang namun, belum mencapai tujuan atau belum mengubah aspek itu menjadi lebih baik memunculkan prinsip ingin menyerah atau ini sia-sia, begitulah kira-kira pikiran mahasiswa seperti saya, mahasiswa yang berpikir kalau Mbappe sudah tidak mungkin ke Real Madrid karena usaha berulang Madrid yang gagal mendapatkannya.

Lantas aspek apa yang bisa diubah, gerakan kecil apa yang membuat perubahan menjadi bermakna? Aspek itu adalah alam, yah alam ini. Namun, kan aspek alam itu juga aspek yang besar, kita harus berdebat apakah mobil listrik itu solusi polusi di alam ini, apakah gerakan brand teknologi meniadakan charger baru untuk perangkatnya adalah solusi limbah yang menumpuk di bumi ini. Tidak, tidak kawan, alam itu spektrumnya sangat luas, ada hal kecil yang bisa dilakukan dan itu ada disekitar kita. Membersihkan sampah lingkungan sekitar!, Bagaimana? Terdengar klise yah?.

Lantas apa hubungannya diskusi mahasiswa, alam, dan perubahan kecil. Mungkin akhir-akhir ini bersileweran di media sosial kita tentang gerakan pandawaragroup, aksi membersihkan sampah khususnya di aliran air yang diprakarsai oleh anak-anak muda, gerakannya pun sangat-sangat berdampak positif, trennya betul-betul menjadi virus yang baik, gerakan kecil yang dilakukan pandawara menjamur menjadi gerakan kecil lainnya yang diikuti oleh remaja bahkan anak-anak. Apakah gerakan pandawara ini membutuhkan ide yang harus didapatkan ketika membaca lima buku top seller, atau apakah ide membersihkan sampah ini harus didiskusikan sampai tembus pagi? Kan tidak yah, gerakan cukup membutuhkan niat dan kesadaran.

Peran mahasiswa yang bisa dilakukan, menurut pendapat pribadi saya ialah organda bisa bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota melalui dinas lingkungan hidup dan bekerja sama dengan stakeholder yang berkaitan karena menurut saya hampir semua kecamatan misalnya, terdapat sungai di lingkungan tersebut dan sebagai pemandangan yang umumnya dilihat, sungai-sungai tersebut banyak sampahnya, apalagi gerakannya tidak harus membersihkan, bisa juga mengurangi.

Anggaplah organda bekerja sama dengan pemerintah seperti yang saya sebut sebelumnya, nah dari pemerintah kabupaten/kota mengintruksikan ke pemerintah kecamatan berkoordinasi dengan komisariat dari organda pusat kabupaten/kota membersihkan sampah di sungai yang terdapat di kecamatan tersebut, toh juga mungkin di organda tersebut ada mahasiswa yang jurusannya berkaitan dengan lingkungan hidup jadi bisa membantu sungai selain bersih juga memperbaiki ekosistem hewan di sungai tersebut.

Gerakan kecil ini sebenarnya bisa terjadi baik perorangan maupun beberapa orang saja namun tentunya perlu bantuan seperti mobil pengangkut sampah, air, dan tools lainnya. Aksi pembersihan seperti ini, tujuannya langsung terlaksana dalam satu kali aksi, tidak perlu aksi yang berulang. Banyak gerakan membersihkan di level kecamatan namun jarang ada gerakan membersihkan alam seperti sungai, padahal manusia dan alam adalah kesataun yang tidak terpisah, dan juga saya yakin bahwa apa yang diberikan kepada alam pasti akan berdampak balik kepada kita karena jujur saya ingin sekali semua sungai-sungai di desa kembali bersih.

Kita sebagai mahasiswa mungkin bisa membuat gerakan kecil ini, gerakan kecil yang saya percayai sangat bermakna. Sebagai penutup, saya akan membagikan beberapa ayat Al-Qur’an yang membahas tentang kepedulian terhadap alam antara lain:
Surat Al-Baqarah ayat 286: “Dan janganlah kamu merusak di muka bumi, setelah Allah telah menjadikannya sebagai tempat tinggal yang baik untuk kamu.”
Surat Al-A’raf ayat 56: “Dan janganlah kamu merusak di muka bumi setelah Allah telah menjadikannya sebagai tempat tinggal yang baik.”
Surat Ar-Ra’d ayat 11: “Dan Allah tidak menyukai perbuatan yang merusak.”
Surat Al-An’am ayat 141: “Dan Allah tidak menyukai perbuatan yang merusak.”
Surat Al-Jinn ayat 31: “Dan janganlah kamu merusak di muka bumi setelah Allah telah menjadikannya sebagai tempat tinggal yang baik bagi kamu.”

Penulis: Ahmad Zaky, mahasiswa yang berdiskusi, bertukar pikiran, dan belajar di kampus swasta.

*) Tulisan ini adalah tanggung jawab penulis sebagaimana yang tertera. Tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Estetikapers.com.

Related posts

ANTARA COVID-19 & BUDAYA LOKALITAS YANG TERKIKIS

Editor Estetika
March 27, 2020

SUATU HARI DI PARANG TAMBUNG

Editor Estetika
April 23, 2021

MEMPERKUAT PENDIDIKAN POLITIK: TANTANGAN DAN PELUANG DALAM PROPOSAL TERBUKA PEMILU 2024

Editor - Gusdiana
July 3, 2023
Exit mobile version