Makassar, Estetika Biro Kegiatan Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris (LenterA) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi salah satu kontestan dari 16 peserta yang dinyatakan lolos pada Festival Monolog Mahasiswa Nasional (STIGMA) ke-5 yang akan diselenggarakan di Gedung Sasana Budaya Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, selama sepekan, Senin-Minggu (2-8/4) mendatang.

Pada kegiatan tersebut, LenterA akan menampilkan naskah berjudul “Dapur” yang ditulis oleh Luna Vidya dan merupakan adaptasi dari cerpen “The Kitchen” karya Lily Yuliati Farid. LenterA sendiri akan diwakilkan oleh salah seorang mahasiswi Program Studi (Prodi) Sastra Inggris angkatan 2016, Dewanty Astarita.

Arham, selaku sutradara dalam video kurasi lentera mengungkapkan bahwa dipilihnya naskah “Dapur” untuk ditampilkan karena sang penulis naskah yaitu Luna Vidya merupakan salah seorang penggiat teater yang hebat di Makassar.

“Kenapa kita pilih naskah Luna Vidya karena dia salah salah satu pe-teater hebat di Makassar, kita ingin menunjukan bahwa di Makassar itu ada penulis-penulis hebat maksudnya kenapa kita tidak pilih naskah dari luar sementara kita punya penulis-penulis hebat di Makassar,” ungkapnya.

Sulkifli, Presiden director LenterA mengungkapkan bahwa aktor yang terpilih untuk mewakili LenterA telah diseleksi terlebih dahulu melalui casting.

“Tidak serta merta langsung aktor yang ditunjuk langsung, itu kan melalui casting juga dan itu hari sekitar bulan 10 itu kita casting dari beberapa orang dan terpilihlah dewanty sebagai aktor untuk stigma,” ungkap lelaki yang akrab disapa Sule ini.

Lebih lanjut, ia juga menceritakan bagaimana proses pengambilan gambar video kurasi sampai mereka bisa dinyatakan lolos di STIGMA5.

“Salah satu bentuk penyeleksian yaitu melalui pengumpulan video kurasi pada bulan november yang bertepatan dengan FTMI dan selanjutnya tahap pengumuman untuk kurasi diumumkan bulan januari ini, dan alhamdulillah kita lolos untuk ikut STIGMA5 di Malang. Adapun suka-duka dalam berproses yaitu tidak kondusifnya tempat latihan dan fokus yang terbagi-bagi karena sangat banyak kegiatan pada saat itu, itulah yang menjadi dilema tersendiri bagi LenterA,” lanjutnya.

Di akhir wawancara, ia pun berharap agar kedepannya melalui kegiatan tersebut LenterA bisa mendapatkan pengalaman dan bisa menambah relasi sesama pekerja seni.

“Saya harap untuk kedepannya, bagaimana dari festival monolog mahasiswa ini yang paling utama target kita adalah pengalaman dan selebihnya bagaimana LenterA sendiri bisa menambah relasi sesama pekerja seni kampus di luar Sulawesi,” tutupnya.

Reporter: Inayah Nauliah