Makassar, Estetika – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Association of English Education Student (ACCESS) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa Inggris (BI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan kajian kontemporer di Sekretariat HMJ dan via live Instagram, Minggu (1/11).

Suasana berlangsungnya kajian kontemporer HMPS Access HMJ BI FBS UNM di Sekretariat HMJ BI FBS UNM, Minggu (1/11). Foto: M. Muadz Muwaffaq Ihsan/Estetikapers.

Kajian yang mengangkat tema “Pemuda dalam Problematika Kebangsaan” ini menghadirkan Resky Seniawan Gasmin yang merupakan demisioner Wakil Presiden (Wapres) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS UNM dan Muh. Fadel Rachman yang merupakan demisioner Mentri Sosial Politik (Mensospol) BEM FBS UNM sebagai pemateri.

Salah seorang pemateri, Resky Seniawan Gasmin, menyampaikan bahwa perbedaan antara perjuangan orang zaman dahulu dan saat ini terdapat pada persoalan perut.

“Orang dulu itu bersatu. Perjuangannya betul-betul bukan soal perut. Sekarang perjuangan itu berdasarkan asas perutmi. Maksudnya banyak orang di luar sana dengan kita berjuang mati-matian mereka tunggangi aksi-aksi kita. Mereka mau setting aksi-aksi kita dengan mendapatkan uang,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia juga menambahkan tentang perlunya kita memanfaatkan usia muda dalam berjuang.

“Disinilah peran kita. Ketika usia kita sudah diatas 30 yang kita pikirkan adalah bagaimana cara untuk menghidupi keluarga. Maka saat inilah waktunya kita berjuang,” tambahnya.

Di sisi lain, pemateri lainnya, Muh. Fadel Rachman, mengatakan bahwa aksi yang dilakukan pemuda saat ini merupakan suatu bentuk dari adanya sikap politik.

“Objek dari demonstrasi adalah tanda bahwa pemuda saat ini memiliki sikap politik terhadap kebijakan-kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat. Dan pemuda khususnya mahasiswa tugasnya memang sebagai pengontrol kebijakan,” ungkapnya.

Reporter: AM 2 Estetika