Makassar, Estetika – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FIS-H) Universitas Negeri Makassar (UNM) menyoroti kasus perundungan pada Talkshow Explorasi Budaya di Lapangan Futsal Gunung Sari, Senin (23/10).

Rangkaian kegiatan Eksplorasi Budaya yang mengangkat tema “Pencegahan & Penagangan Pembulian” ini menghadirkan Polisi Daerah (Polda), Dinas Pendidikan (Disdik), Dosen Fakultas Psikologi (FPsi), serta Dosen dan Guru Besar Program Studi (Prodi) Pendidikan Antropologi sebagai pembicara.

Suasana saat berlangsungnya Eksplorasi Budaya di Lapangan Futsal Gunung Sari UNM, Senin (23/10). Foto: Veronika Rini Pala’langan/Estetikapers.

Ketua Umum HMPS Pendidikan Antropologi, Salsabila Rahmadani, mengatakan bahwa tema tersebut diangkat guna menelisik lebih dalam bagaimana antropologi sebagai studi yang mengkaji pertumbuhan dan perkembangan budaya dalam memandang kasus perundungan.

“Kita mau tahu, bagaimana sebenarnya antropologi melihat pembulian yang berulang,” katanya.

Senada dengan Salsabila, Wakil Dekan Bidang Akademik (WD I) FIS-H UNM, Muhammad Syukur, menjelaskan bahwa dari sudut pandang antropologi, maraknya perundungan di tengah instansi akademik dilatarbelakangi oleh pergeseran budaya.

Maka dari itu, ia meminta seluruh panitia terlibat langsung untuk mencegah dan mencari solusinya

“Kasus ini sering kita dengarkan di tengah masyarakat akademisi,” jelasnya.

Di sisi lain, Ketua Panitia Eksplorasi Budaya, Fairuzzabil Arqam, menuturkan bahwa kegiatan ini terbuka untuk umum, namun difokuskan untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat sebab kasus ini rawan terjadi pada usia remaja.

“Lebih dikhususkan ke mereka, mengingat masa remajanya yang masih rentan perundungan,” tuturnya.

Eksplorasi Budaya merupakan salah satu Program Kerja (Proker) HMPS Pendidikan Antropologi yang telah diselenggarakan pada tahun-tahun sebelumnya namun dengan nama yang berbeda, yakni Ekspedisi Budaya, Kelas Penelitian, dan Gema Kebudayaan.

Reporter: Veronika Rini Pala’langan & Nurul Dwi Anugrah