Gunungsari, Estetika – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sastra Indonesia (Sasindo) Dewan Mahasiswa (Dema) Jurusan Bahasa dan Sastra (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Dialektika Kesusastraan di Gedung Bahasa Arab UNM Gunungsari, Minggu (9/12).

Suasana berlangsungnya Dialektika Kesusastraan di Gedung Bahasa Arab UNM Gunungsari, Minggu (9/12). Foto: Dewanti/Estetikapers.

Kegiatan yang mengusung tema “Fenomena Pascamodernisme Dalam Sastra dan Masyarakat” ini merupakan salah satu Program Kerja (Proker) divisi Studi Sastra HMPS Sasindo. Kegiatan yang dihadiri oleh 61 peserta ini juga menghadirkan Aslan Abidin dan Novan Arisandi sebagai pemateri.

Aslan Abidin, selaku Pemateri, menjelaskan alasan pascamodern mengkritik ilmu struktural.

“Kecendrungan modernitas untuk kajian bahasa dan sastra yang sangat mengemuka itu adalah strukturalisme. Ferdinand de saussure mengemukakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Nah pascamodern mengkritik soal ini dengan mengatakan ilmu – ilmu struktural itu tidak manusiawi,” jelasnya.

Di sisi lain, Fadil adiyat, salah seorang peserta mengungkapkan bahwa sastra tidak lepas dari pembahasan seperti pascamodernisme, strukturalisme dan sebagainya.

“Saya berharap acara ini selalu diadakan, karena melalui acara ini saya banyak mendapatkan hal baru. Bagi saya acara seperti ini sangat penting karena sastra tidak lepas dari pembahasan seperti pascamodernisme, strukturalisme dan sebagainya,” ungkap mahasiwa Universitas Hasannudin (Unhas) ini.

Reporter: Elin, Dewanti, dan Ridha