Makassar, Estetika – Dialektika Bookshop dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Estetika Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) membedah buku Runtuh Dari Dalam karya Nanang Krisdinanto di Kopi Buku Dialektika, Rabu (22/5).
Kegiatan bedah buku yang menghadirkan dua pembicara yaitu Zulkarnain Hamson, Dosen dan Peneliti Bidang Komunikasi Jurnalistik dan Media, dan Ona Mariani, Direktur Readtimes.id ini bertujuan untuk membunyikan lonceng tanda bahaya bagi jurnalisme di Indonesia.
Buku Runtuh Dari Dalam ini merupakan buku yang membahas mengenai serangan komersialisasi terhadap pagar api jurnalistik di Indonesia.
Suasana saat berlangsungnya bedah buku Runtuh Dari Dalam Karya Nanang Krisdinanto di Kopi Buku Dialektika, Rabu (22/5). Foto: Mutiara/Estetikapers.
Pembicara pertama, Zulkarnain Hamson, mengatakan bahwa idealisme media sudah mulai hilang karena para pelaku bisnis sudah mengendalikan media.
“Sekarang orang tidak hanya berbisnis informasi, tapi dia juga mulai jualan iklan di dalamnya,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hal yang ingin disampaikan Nanang melalui buku itu adalah ketidakpatuhan terhadap aturan di dunia media akan menyebabkan kekacauan, merusak media dari dalam, dan mengancam profesi wartawan.
“Kekacauan yang dibuat oleh pemilik akan membuat media terbakar dari dalam dan membunuh profesi wartawan,” jelasnya.
Sementara itu, pembicara kedua, Ona Mariani, menyoroti judul buku Runtuh Dari Dalam sangat menggambarkan keadaan beberapa jurnalis yang secara sadar sedang melangkahi pagar apinya sendiri.
Ia menjelaskan buku ini menggunakan pisau analisis Pierre Boirdieu yang melihat wartawan sebagai manusia yang dapat mengambil sikap dalam merespons komersialisasi ini.
“Di dalam buku ini mencoba melihat jurnalis sebagai sosok yang kreatif yang bisa menyikapi terkait isu komersialisasi ini,” katanya.
Reporter: Mutiara (Magang)