Makassar, Estetika – Bengkel Sastra (Bestra) Dewan Mahasiswa (DEMA) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) berhasil meraih Penyaji Terbaik pada Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamasio) XI di Jatinagor, Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (23/11).

Menampilkan naskah “Pertunjukan”, Tim Produksi Bestra juga meraih beberapa kategori, yakni sutradara terbaik, aktor pendamping terbaik, penata rias dan kostum terbaik, serta masuk dalam nominasi naskah, penata musik, penata artistik, dan aktor utama terbaik. 

Adapun naskah yang diangkat oleh Tim Produksi Bestra, yakni mitos yang berasal dari suku Bugis, sosok Nenek Pakande yang suka menculik dan memakan anak-anak yang diabaikan oleh orang tuanya dengan berlatar rumah magis dan spiritual sebagai setting.

Suasana saat berlangsungnya pertunjukan Tim Produksi Bestra pada Festamasio XI di Jatinagor, Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (23/11). Foto: Dokumentasi pribadi.

Sutradara, Masita Dewi, menuturkan bahwa penghargaan yang diraih oleh Tim Produksi Bestra merupakan hasil dari proses latihan selama tiga bulan, terhitung mulai bulan September hingga November. 

“Kami berproses untuk pertunjukan ini selama tiga bulan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Masita, mengatakan bahwa konsep pertunjukan tersebut tidak lagi mengangkat teater konvensional dan pemikiran siapapun, melainkan dari observasi Tim Produksi Bestra sendiri.

“Konsep penggarapan itu hasil pencarian observasi dari sutradara, aktor, dan para artistik,” katanya.

Di sisi lain, Kepala Suku (Kepsuk) Bestra, Arfan, menjelaskan bahwa setelah berhasil mengharumkan nama universitas dan fakultas, Bestra akhirnya menerima bantuan dari birokrasi untuk membiayai perjalanan pulang, meskipun pada awalnya tidak mendapat dukungan material.

“Beberapa pihak birokrasi turut berpartisipasi dalam membantu kami untuk biaya perjalanan kembali ke Makassar,” jelasnya.

Reporter: Nur Azkiah Hady Putri