Makassar, Estetika – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) membahas isu Sadtember Krisis HAM pada diskusi terbuka di Lapangan Basket FBS UNM, Jumat (15/9).
Kegiatan ini mengilas balik kehidupan di Indonesia pada bulan September yang penuh tragedi kelam dan membangkitkan kesadaran dan jiwa sosial mahasiswa untuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) terutama di dalam kampus.
Suasana berlangsungnya Diskusi Terbuka di Lapangan Basket FBS UNM, Jumat (15/9). Foto: Armi Fadilah/Estetikapers.
Pemandu diskusi, Nur Alam, menuturkan bahwa banyaknya kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia maupun di kampus merupakan akibat dari bentuk normalisasi mahasiswa karena degradasi kepekaan terhadap polemik kampus sendiri.
“Dari riset yang dilakukan BEM FBS, tingkat kesadaran mahasiswa masih kurang sehingga pelanggaran ini dinormalisasi,” tuturnya.
Ia menambahkan, faktor lain terjadinya normalisasi terhadap pelanggaran HAM disebabkan oleh ketidaktahuan mahasiswa mengenai hak yang harusnya didapatkan dan relasi kuasa yang terjadi khususnya di lingkungan kampus.
Lebih lanjut, Alam menyebut salah satu bentuk penyelesaian permasalahan ini yakni dengan mengadakan diskusi terbuka.
“Banyak dari kita belum tahu akan hak dan relasi kuasa sehingga pelanggaran HAM dibiarkan, maka dari itu perbanyaklah diskusi seperti ini,” katanya.
Di sisi lain, salah seorang peserta diskusi, M. Fadil Nugraha, menjelaskan bahwa diskusi ini berfungsi menyadarkan mahasiswa akan peranannya untuk bisa mewakili aspirasi-aspirasi masyarakat.
“Mahasiswa ini sebagai agent of change seharusnya bisa mewakili aspirasi masyarakat dan sadar bagaimana peranan kita sebagai mahasiswa,” jelasnya.
Diskusi Terbuka yang dihadiri oleh lembaga kemahasiswaan FBS UNM ini merupakan agenda yang selalu diadakan, dan merupakan rangkaian acara dari kegiatan aksi kampanye yang akan diadakan Senin mendatang.
 Reporter: Armi Fadilah