Parangtambung, Estetika – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sastra Indonesia (Sasindo) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Kajian Bumi Literasi di Ruangan DH 102 FBS UNM, Parangtambung, Makassar, Kamis (12/9).

Suasana berlangsungnya kajian Bumi Literasi “Agama dan Rasisme ” di ruangan DH 102 FBS UNM, Parangtambung, Makassar. Kamis (12/9). Foto: Andi Reski Rahmadani/Estetikapers.

Kegiatan yang dihadiri oleh pengurus HMPS Sasindo FBS UNM dan beberapa mahasiswa FBS UNM angkatan 2018 dan 2019 ini mengusung tema “Agama dan Rasisme” yang membahas tradisi agama yang terlalu konservatif.

Pemateri dalam kajian tersebut, Imran, mengatakan bahwa tradisi agama di negara kita terlalu konservatif di era elektronik zaman sekarang.

“Memahami agama sekarang itu sangatlah konservatif di kalangan masyarakat, utamanya zaman dimana kita hanya dipengaruhi oleh kajian-kajian instan di android,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa inti dari agama adalah cinta dan bagaimana seseorang berinteraksi dalam konteks maslahah.

“Inti dari agama itu cinta, secinta-cintanya rasul kepada kita, rasul lebih cinta dari pada cinta kita kepadanya. Untuk menjadi Rahmatan lil Alamin orang harus berinteraksi dalam konteks maslahah, bukan berinteraksi dalam hal negatif,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa bentuk beribadah adalah penghormatan dengan berbagai cara menyembah tuhan tergantung keyakinan tiap agama.

“Inti sholat atau beribadah adalah takzim (penghormatan). Dengan berbagai cara yang dilakukan setiap agama. Ada yang melakukan bentuk penghormatan tersebut dengan berdiri, duduk, sujud dan lain sebagainya. Tergantung dari kepercayaan agama mereka masing-masing,” tambahnya.

Di sisi lain, Ketua umum HMPS Sasindo FBS UNM, Ayatullah Fatullah, mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya kajian bumi literasi ini agar mahasiswa lebih kritis menaggapi masalah agama dan rasisme.

“Tujuan diadakan kajian bumi literasi ini yaitu bagaimana mahasiswa khususnya masyarakat sastra Indonesia FBS UNM bisa lebih kritis lagi menanggapi masalah yg ada di sekitar kita utamanya masalah agama dan rasisme,” ungkapnya.

Reporter: Andi Reski Ramadhni & Nur Laila Sahidin