Makassar, Estetika — Area sekitar Sekretariat Lembaga Kemahasiswaan (LK) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) terlihat dihiasi oleh tumpukan sampah yang didominasi plastik dan daun-daunan, Sabtu (27/4).
Tumpukan sampah tersebut kian memperihatinkan khususnya setelah masa libur meskipun terdapat dua tempat sampah yang disediakan oleh fakultas.
Penampakan tumpukan sampah di area sekretariat LK FBS UNM, Senin (29/5). Foto: Annisa Nur Hidayah/estetikapers.
Salah seorang tenaga kebersihan, Aldi (nama samaran), menuturkan bahwa tumpukan sampah di area sekretariat LK itu berasal dari mahasiswa sendiri dan pepohonan di sekitar.
“Sampah berasal dari mahasiswa dan dedaunan,” tuturnya.
Ia menyebut bahwa sampah itu kerap kali dibersihkan oleh petugas kebersihan dan jarang dilakukan oleh mahasiswa.
“Untuk membersihkan itu tukang bersih-bersih, mahasiswa jarang,” sebutnya.
Aldi berpesan bahwa perlu adanya tenaga kerja tambahan untuk membersihkan sampah di area sekretariat LK.
“Perlu adanya tenaga kerja tambahan untuk membantu membersihkan di sekitar sini,” tuturnya.
Di sisi lain, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Nur Alam, menjelaskan bahwa sampah-sampah tersebut berasal dari anggota yang tidak bertanggung jawab dalam mengelolanya di sekitar sekretariat.
“Dari teman-teman pengurus yang melakukan aktivitas-aktivitas kelembagaan di sekitar sekretariat,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa BEM pernah meluncurkan program sabtu bersih yang awalnya berjalan intensif, tetapi kemudian kehilangan intensitasnya dan akhirnya terhenti.
“Kami dari BEM pernah melakukan suatu terobosan, yakni sabtu bersih,” lanjutnya.
Sementara itu, salah seorang Anggota LK, MF, mengatakan bahwa anggota LK belum optimal dalam mengelola sampah, sebab rendahnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah dengan baik.
“Belum dikelola dengan cukup baik karena masih ada beberapa sampah yang menumpuk,” katanya.
MF menyebut bahwa LK pernah meminta fasilitas penampungan sampah yang baru sebab fasilitas yang tersedia dianggap tidak memenuhi standar.
“Kami menuntut adanya tempat penampungan sampah yang baru di kampus,” ujarnya.
Reporter: Annisa Nur Hidayah (Magang)