Makassar, Estetika – Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali melaksanakan aksi kampanye penolakan Badan Layanan Umum (BLU) di beberapa lokasi yang ada di Makassar, Senin (23/7).

Aksi ini merupakan hasil dari konsolidasi yang dilakukan beberapa waktu lalu oleh para Mahasiswa UNM, mereka bersepakat untuk menolak UNM sebagai BLU.

 

Massa aksi sendiri terdiri dari perwakilan-perwakilan Lembaga Kemahasiswaan (LK) yang ada di UNM, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM, BEM setiap fakultas yang ada di UNM serta mahasiswa UNM itu sendiri.

Presiden BEM UNM sekaligus Jenderal Lapangan, Dwi Rezky Hardianto, mengatakan bahwa Mahasiswa UNM menolak BLU bukan karena tanpa sebab, berbagai ketimpangan muncul dan tidak terselesaikan sebagaimana mestinya.

“Maka dari itu kami dari BEM dan seluruh masyarakat UNM menolak BLU karena adanya 12 kasus korupsi di UNM serta tidak adanya transparansi laporan keuangan di UNM, Uang Kuliah Tunggal yang mahal yang tidak sejalan dengan kemampuan ekonomi kita,” ungkapnya.

Suasana aksi kampanye di depan menara phinisi UNM. Foto: Dewi Ingriani/Estetikapers

Selain melakukan penolakan terhadap BLU, mahasiswa juga menyuarakan tujuh sub isu, yakni meminta kepada pihak biroraksi untuk mentransparansikan laporan keuangan UNM, menolak SK scorsing Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNM, mengecam Kejaksaan Tinggi (Kejati) yang tidak menanggapi dengan serius 12 kasus korupsi di UNM, biaya kuliah yang semakin mahal dalam hal ini UKT, banyaknya Pungutan Liar (Pungli) di UNM, enam pembangunan gedung yang tidak tuntas, serta rektor yang sewenang wenang.

Ahmad Fathir Imran, perwakilan BEM FBS saat menyampaikan orasinya di depan Gedung Pinisi mengungkapkan bahwa kampus pencetak para pendidik ini tidak layak untuk menyandang status sebagai Badan Layanan Umum.

“UNM tidak layak untuk menyandang status sebagai badan layanan umum dikarenakan keuangan UNM tidak sehat, seperti banyaknya kasus korupsi, adanya KKN berbayar, Lebih tinggi PNBK dibanding unit usaha yang dimiliki UNM, UKT yang setiap tahunnya meningkat serta banyaknya pungutan liar,” lantangnya dengan menggunakan pengeras suara di depan para massa aksi.

Aksi kali ini merupakan reaksi dari aksi yang telah dilakukan sebelumnya yang sampai saat ini tidak menuai kejelasan dari pihak birokrasi ataupun landasan hukum.

Sejenak mundur kebelakang, beberapa hari yang lalu juga sempat berlangsung aksi yang serupa dengan menyuarakan kecaman kepada Kejati Sulsel atas kegagalannya dalam mengusut tuntas 12 kasus korupsi yang tengah terjadi di UNM.

Sekitar pukul 13.30 Wita, massa aksi mulai berdatangan dari berbagai penjuru fakultas yang ada di UNM. Titik kumpul berpusat di depan Perpustakaan UNM Gunung Sari, Makassar.

Selang beberapa saat, massa aksi mulai bergerak ke beberapa titik untuk melakukan konfoi di jalanan menggunakan kendaraan roda dua. Pergerakan dimulai dari Gunung Sari menuju DPRD Provinsi kemudian lanjut ke Fly Over untuk pembentangan spanduk sekaligus berkumpul untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya, menuju pintu 1 Universitas Hasanuddin (Unhas), orasi di depan Kejaksaan Tinggi dan berakhir di depan Gedung Pinisi UNM.

Teriknya panas matahari, tidak menyurutkan semangat massa aksi kampanye UNM untuk konfoi.

Di titik akhir konfoi, yaitu di depan Gedung Pinisi para massa aksi mulai menyuarakan orasinya.

Reporter: AM Estetika