Makassar, Estetika Kegiatan Elite Festival oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sastra Inggris (PRASASTI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Sharing Session di Pelataran Phinisi UNM, Jl. A. Pangeran Pettarani, Jumat (22/12).

Sharing session ini mengangkat dua tema berbeda, yakni “Research, Observation in Writing” yang dibawakan oleh Aslan Abidin dan  “How is Literature Today” oleh Ibe S. Palogai.

Aslan Abidin sebagai pemateri sharing session di acara Elite Festival, Jumat (22/12).
Foto: Rahayu Al-Qadriah/estetikapers.

Aslan Abidin, Sastrawan sekaligus Dosen FBS UNM, mengatakan bahwa dalam menulis karya sastra yang baik perlu melakukan observasi.

“Dalam menulis karya satra kita perlu melakukan penelitian, model penelitian itu pun bermacam macam seperti studi lapangan, membaca questioner, wawancara,” ujarnya.

Sementara itu, Penulis buku “Antara Buku-buku dan Ranjang”, Ibe S. Palogai mengungkapan bahwa di Makassar sendiri ada tahun dimana para penyair berhenti menulis dengan tema yang baru.

“Di Makassar sendiri ada tahun-tahun dimana penyair berhenti berproduksi dalam artian tidak ada kebaruan yang diangkat, mereka berproduksi dengan tema-tema umum,” ujar mahasiswa Unhas itu.

Ibe S. Palogai sebagai pemateri dan Wahyu Gandhi bertindak sebagai moderator dalam sharing session, Jumat (22/12).
Foto: RahayuAl-Qadriah/estetikapers.

Salah seorang peserta, Risky Putry Ayu Amelia, berkesempatan mengajukan pertanyaan kepada Aslan Abidin terkait penggunaan bahasa dalam menulis puisi.

Aslan menjelaskan bahwa puisi itu tidak menggunakan kata yang sulit tapi bahasa yang indah.

“Karya sastra puisi itu menyampaikan gagasan, berarti dia di jalur komunikasi. Jadi jika gagasan itu tidak dimengerti oleh pembaca maka karya itu gagal. Puisi itu tidak menyampaikan dengan kata yang sulit tapi menggunakan bahasa yang indah,” jawabnya.

Reporter: Nur Rahmah