Makassar, Estetika – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) ACCESS Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) menyelenggarakan Acces Contemporary Talk (ACCENT) via Google Meet, Senin (25/4).

Mengusung tema “11 April 2022: Mengulas Tuntutan Mahasiswa”, kegiatan ini menghadirkan Syahril selaku Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS UNM Periode 2021-2022 sebagai pemateri yang diikuti oleh 29 peserta.

Suasana saat berlangsungnya kegiatan ACCENT via Google Meet, Senin (25/4). Foto: Tangkapan Layar/Estetikapers.

Pemateri, Syahril, menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara demokrasi mewadahi rakyatnya dalam mengeluarkan pendapat sehingga semua berhak untuk menyuarakan aspirasinya, bukan hanya mahasiswa.

“Negara ini adalah negara demokrasi, semua orang bisa berpendapat. Bukan hanya mahasiswa yang harus turun, masyarakat juga bisa ikut berpartisipasi,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan perlunya pendidikan massa kepada masyarakat agar dapat memahami tujuan aksi karena ketika banyak yang ikut, maka gerakan mahasiswa dapat lebih besar dan dipertimbangkan untuk mengubah kebijakan yang ada.

“Pendidikan massa itu penting agar masyarakat tahu mengapa mahasiswa turun ke jalan. Jika masyarakat ikut, gerakan menjadi lebih besar dan dapat dipertimbangkan untuk mengubah regulasi dan kebijakan,” ungkapnya.

Di sisi lain, salah seorang peserta, Nur Islah Nanda Astarini, mengatakan bahwa ada banyak cara yang dapat dilakukan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi, namun karena pemerintah tidak menanggapi akhirnya mereka memilih turun ke jalan.

“Sebenarnya ada banyak cara untuk menyampaikan aspirasi atau tuntutan, tetapi karena tidak adanya tanggapan dari pemerintah sehingga mahasiswa memilih untuk turun ke jalan untuk melanjutkan aspirasi,” ujarnya

Reporter: AM 4 & AM 7 Estetika

Editor: Aulia Ulva