Kabar Kampus

REKAM JEJAK DEKAN FBS UNM

Prof. Dr. H. Mansur Akil, M.Pd. (2007-2011)

Mansur Akil menjabat sebagai dekan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) setelah sebelumnya menjadi Ketua Program Studi (Kaprodi) Sastra Inggris, Ketua Jurusan (Kajur) Bahasa Inggris, dan Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I).

Mengutip data-data dosen yang ada di fakultas, Mansur Akil lahir pada 17 Juni 1959 di Kecamatan Kahu, Desa Biru, Kabupaten Bone. Ia menempuh pendidikan strata-1 (S1) di IKIP Ujung Pandang (sekarang UNM) dan selesai pada tahun 1983, kemudian meraih gelar doktornya pada tahun 2007 di Universitas Hasanuddin (Unhas).

Selama menjabat, ia dikenal dengan hubungannya terhadap mahasiswa yang bisa dekat sekaligus menjaga jarak.

Seorang alumni yang merasakan masa kepemimpinannya berpendapat bahwa ia mampu memimpin dengan menjunjung tinggi demokrasi, menyapa semua kalangan, mengetahui keinginan mahasiswa, dan hampir setiap persoalan mampu ditanganinya dengan musyawarah mufakat.

Salah seorang dosen, Ulil Amri, mengatakan bahwa di masa kepemimpinan Mansur Akil, segala urusan yang berhubungan dengan administrasi menjadi lebih mudah.

“Prof Mansur bagus dari kebijakannya untuk kesejahteraan dosen termasuk administrasi yang pengurusannya lebih mudah,” ucap dosen yang sering disapa Sir Ulil ini.

Dari perspektif kepentingan dosen, Mansur Akil sangat memperhatikan bagaimana dosen produktif menghasilkan buku dan artikel serta dana untuk menghadiri berbagai konferensi juga mudah didapatkan.

Mansur Akil di awal kepemimpinannya menegaskan bahwa ia tidak akan menjabat dua periode karena jika itu terjadi maka ia gagal dalam memimpin. Hal inilah yang membuat banyak pihak kecewa.

Prof. Dr. Kisman Salija, M.Pd (2011-2015)

Setelah periode kepemimpinan Mansur Akil berakhir, Kisman Salija terangkat menjadi Dekan FBS UNM setelah sebelumnya menjabat sebagai Kajur Bahasa Inggris dan PD I.

Kisman Salija lahir di Kalosi, Enrekang pada tanggal 22 Mei 1953. Ia menempuh S1 di IKIP Ujung Pandang hingga tahun 1981, S2 di Universitas Negeri Malang (UM) hingga 1993, kemudian mengambil gelar doktor pada universitas yang sama.

Pada tanggal 26 Agustus 2011, tahun pertama masa kepemimpinnya, 24 Lembaga Kemahasiswaan (LK) di FBS dibekukan. Bulan berikutnya, yakni tanggal 5 September 2011, 19 mahasiswa FBS dipecat dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) Drop Out (DO) dengan nomor 2190/UNM36/KM/2011 yang ditandatangani oleh Rektor UNM pada masa itu, Arismunandar.

Meski terkesan kaku dan anti kritik, pria kelahiran Bumi Massenrempulu ini terkenal akan ketegasan, kedisiplinan, dan keberaniannya dalam mengambil resiko dari keputusan yang ia buat.

Menurut beberapa dosen, sikap Kisman Salija cocok untuk menghadapi beberapa mahasiswa yang berlebihan dalam mengekspresikan kepentingannya serta menyebut birokrasi sebagai “Ayahanda” dan “Ibunda” tetapi cara berbicaranya tidak seperti anak ke orang tua.

Wahyudin, salah satu mahasiswa FBS yang merasakan kepemimpinannya mengaku segan dengan dosen Bahasa Inggris tersebut.

“Sebenarnya saya itu agak segan dengan beliau apalagi setelah mendengar dari senior tentang DO 19 mahasiswa setahun sebelum saya masuk,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia merasa bahwa secara pribadi seorang Kisman Salija merupakan orang yang ramah.

“Saat Pak Kisman masih jadi dekan, saya pernah ingin bertemu istrinya, tetapi malah ketemu beliau, dan ia cukup ramah dalam menyambut saya,” ujarnya.

Prof. Dr. Syarifuddin Dollah, M.Pd (2015-2019)

Syarifuddin Dollah menjabat menjadi Dekan FBS UNM setelah sebelumnya menjadi PD I.

Pria kelahiran Bua-bua, Kabupaten Pinrang ini menempuh pendidikan S1 di IKIP Ujung Pandang, S2 di UM, dan meraih gelar doktornya di Unhas.

Di awal perjalanannya menjadi dekan, pria kelahiran 1963 ini melantik pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) FBS setelah empat tahun dibekukan.

Selama ia menjabat, berbagai fasilitas mulai diperbaiki. Seperti gedung DH lantai 2 yang sudah full AC, perbaikan toilet kampus, pengadaan sekretariat LK, penataan lahan parkir, serta pembangunan gedung DG.

Di masa kepemimpinannya, pria asal Bumi Lasinrang ini sering mendapat kritik dari mahasiswa mengenai sarana dan prasarana serta tuntutan transparansi dana LK.

Walau dari segi fasilitas mulai diperbaiki, namun banyak mahasiswa mengeluhkan pelayanan administrasi. Seperti halnya Rita (nama samaran) mengeluhkan kinerja staf yang kurang profesional sehingga menghambat mahasiswa.

“Kinerja stafnya masih belum profesional, membuat mahasiswa semakin kesusahan dalam mengurus administrasi,” keluh mahasiswa angkatan 2014 tersebut.

Prof. Dr. Syukur Saud, M.Pd (2019-2023)

Syukur Saud menjabat sebagai Dekan FBS UNM setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan (WD III) dan Wakil Dekan bidang Administrasi dan Keuangan (WD II).

Pria kelahiran Tallang Rilau, Kabupaten Enrekang ini menempuh pendidikan S1 di IKIP Ujung Pandang, S2 di Pascasarjana IKIP Jakarta dan lulus pada tahun 1998, kemudian meraih gelar Doktornya pada tahun 2014 di UNM.

Selama masa jabatannya, Syukur Saud melakukan berbagai perubahan di FBS seperti membangun pintu gerbang fakultas, koridor dari gedung DC yang menyambung ke jurusan Bahasa Indonesia dan penataan ruang layanan kepegawaian.

Peningkatan signifikan juga dapat dilihat dari cara pegawai fakultas melayani mahasiswa yang lebih responsif.

Dari sudut pandang salah seorang dosen, Syamsurijal, Syukur Saud merupakan dekan yang sangat mengayomi dan memudahkan dosen dalam segala urusan. Ia juga terkenal akan kedisiplinannya yang sangat mudah dijumpai di ruang kerjanya.

Namun pada kesempatan yang sama, dosen lainnya, AA (inisial), menuturkan bahwa fasilitas perkuliahan seperti Ruang DH lantai satu sangat tidak layak menjadi tempat kuliah lantaran sudah ditutup rapat untuk ber-AC tapi tidak berfungsi.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa halaman fakultas hanya berisi bonggol kayu tua, beton, serta besi bekas instalasi patung yang menumpuk hingga terlihat kotor.

Tak lupa ia mengungkapkan rasa kecewanya terhadap perpustakaan yang tidak berisi buku-buku sebagai penopang perkuliahan mahasiswa.

“Tidak berisi buku-buku yang dapat menopang kualitas perkuliahan mahasiswa,” ungkapnya.

Di lain sisi, salah seorang mahasiswa FBS, Lolo Leontini Putri Parembonan, mengatakan bahwa pria kelahiran 30 September 1962 ini sudah mengemban amanah dengan baik dan selalu mendengarkan apsirasi LK.

“Sudah mengemban amanah dengan baik, mendengarkan apsirasi LK serta cukup membantu dalam kegiatan kemahasiswaan,” kata mahasiswa angkatan 2019 tersebut.

Setiap masa periode dekan, tentu memiliki karakter yang berbeda-beda, baik dari segi perilaku maupun kinerja. Setiap dekan memiliki kelebihan dan kekurangan di masa jabatannya. Lantas, di masa peralihan ini, bagaimana cara dekan yang baru menahkodai FBS?

Reporter: Tim Litbang LPM Estetika FBS UNM

Related posts

TOLAK UNM SEBAGAI BLU, MAHASISWA TURUN KE JALAN

LPM Estetika FBS UNM
July 23, 2018

DIBUKA 9 JUNI, SIMAK SYARAT DAN KETENTUAN PENDAFTARAN SEMESTER ANTARA TA 2022/2023

Editor - Gusdiana
June 7, 2023

BEKALI TEKNIK TATA RIAS PEMENTASAN, BESTRA ADAKAN WORKSHOP MAKE UP

LPM Estetika FBS UNM
November 20, 2018
Exit mobile version