Makassar, Estetika – Mahasiswa Pencinta Alam dan Seni Budaya (MPAS) MAESTRO Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Diskusi Lingkungan di Ruang Seminar Lt.1 Gedung DG FBS UNM, Kamis (12/8).

Kegiatan yang mengusung tema “Ekowisata VS Ekologi” ini menghadirkan Azwar Ahmad dan Didit Hariadi selaku pemantik dan diikuti oleh para fungsionaris lembaga (LK) FBS UNM serta peserta dari luar kampus.

Adapun diskusi ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan dengan cara melakukan kampanye terkait masalah ekowisata dan ekologi di Tahura, Kabupaten Sinjai.

Suasana saat berlangsungnya pemaparan materi di Ruang Seminar Lt.1 Gedung DG FBS UNM, Kamis (12/8). Foto: Miftahul Jannah Syafar/estetikapers

Pemantik, Didit Hariadi, menuturkan bahwa Indonesia saat ini sedang dalam masa krisis kerusakan lingkungan yang amat parah.

“Kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia sudah amat parah yang berdampak pada ekowisata dan ekologi. Salah satu contohnya, yaitu pembabatan hutan di Kalimantan yang berakibat terancamnya populasi orang utan,” tuturnya.

Sementara itu, ia juga menyampaikan beberapa kelebihan dari melakukan aksi tanpa kekerasan, salah satunya dapat meraih simpati publik melalui media fotografi.

“Yang pertama tidak menimbulkan kekerasan, kedua dapat meraih simpati publik melalui media fotografi, dan ketiga lebih menyenangkan melakukan aksi tanpa kekerasan,” ucapnya.

Di sisi lain, salah seorang peserta, Muhammad Yusyir Yatalattaf, menuturkan kesannya setelah mengikuti diskusi ini bahwa ia bisa menambah wawasannya mengenai ekowisata dan ekologi.

“Saya merasakan wawasan saya lebih terbuka apalagi apalagi tema yang diangkat saling berkaitan. Jangan sampai kita condong ke pembangunan ekowisata tanpa memperhatikan dampak ekologi, walaupun ekowisata memberikan dampak yang positif,” tutupnya.

Reporter: Miftahul Jannah Syafar & Shinta Arnayanti