Makassar, Estetika — Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA) Mahasiswa Peneliti (MP) Ekolibrium Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Negeri Makassar (UNM) melaksanakan Pelatihan dan Sosialisasi Wirausaha di Desa Kassi, Kabupaten Jeneponto, Minggu hingga Selasa, (7-16/7).

Program ini meliputi beberapa kegiatan, seperti pelatihan dan edukasi pada masyarakat, pendirian Usaha Mikro Kecil (UMK) center, pembentukan komunitas Baji Kassi sebagai sarana konsultasi usaha, serta pendidikan dan pemeriksaan kesehatan.

Suasana berlangsungnya Penerimaan dan Penandatanganan MoU dengan Pemerintah Kabupaten Jeneponto. Foto: Dokumentasi pribadi.

Kegiatan yang terdiri dari 12 tim pelaksana dan melibatkan beberapa volunteer ini, juga memiliki program lanjutan setelah kegiatan utama selesai.

Ketua Umum MP Ekolibrium FEB UNM, Suci Aulia Salsabilah Usri, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat, serta menjadikan desa tersebut mandiri dalam berwirausaha.

“Ingin menjadikannya desa wirausaha sesuai dengan bidang keilmuan kami,” katanya.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa kegiatan ini tidak memiliki tema khusus, namun fokus utamanya menjadikan daerah tersebut sebagai desa wirausaha.

“Tim mengusung tema desa wirausaha,” tuturnya.

Suci berharap dapat mengantar timnya pada panggung Abdidaya 2024, membawa pulang penghargaan, serta bersinar kembali di tingkat nasional.

“Saya harap dapat membawa kembali tim Ekolibrium pada tingkat nasional, itu merupakan harapan kami bersama,” harapnya.

Di sisi lain, Ketua Tim Pelaksana PPK ORMAWA MP Ekolibrium FEB UNM, Marwah Amaliah Putri Sam, mengucapkan bahwa timnya memilih Desa Kassi karena berpotensi besar untuk dikembangkan dan terkenal sebagai desa wisata yang bisa meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat.

“Pemilihan Desa Kassi ini karena tim merasa banyak potensi yang perlu dikembangkan pada desa ini,” ucapnya.

Marwah juga mengatakan bahwa timnya menghadapi beberapa kendala, seperti perbedaan bahasa yang membuatnya harus berusaha lebih keras dalam berkomunikasi dengan masyarakat.

“Kami umumnya menggunakan bahasa tubuh, atau mengajak teman teman yang dari Jeneponto untuk menjadi translator,” katanya.

Reporter: Virgita Crustia S. (Magang)