Laporan Khusus

MAHASISWA FBS ALAMI PENIKAMAN HINGGA PENGEROYOKAN, FBS TAK LAGI AMAN?

Parangtambung, Estetika– Dua mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) diserang oleh oknum Orang Tak Dikenal (OTK) di Jalan Dg. Tata 1, Parangtambung, Makassar, Sabtu (23/11), sekitar pukul 01.00 Wita dini hari.

Dua korban tersebut yaitu Alf, mahasiswa jurusan Bahasa Asing, dan Ild, mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia. Keduanya tercatat di FBS sebagai Mahasiswa Baru (Maba) angkatan 2019.

Kronologi Kejadian Penyerangan Mahasiswa

Kejadian bermula saat dua korban, Alf dan Ild bermaksud untuk membeli makanan pada Sabtu (23/11) sekitar pukul 00.15 malam. Keduanya berangkat dari kampus FBS UNM Parangtambung berboncengan motor. Pada perjalanan kembali dari arah Mannuruki menuju kampus, sekitar pukul 01.00 Wita dini hari, Alf dan Ild merasa dibuntuti oleh dua orang lelaki yang berboncengan motor pula.

Sesampai di pertigaan jalan Dg. Tata 1, dua orang tersebut mendorong Ild hingga terjatuh dari atas motor. Salah seorang pelaku tersebut mengambil tas milik Ild dan sempat terjadi tarik-menarik. Setelah mendapatkan tas, pelaku kembali mendorong Ild, sedangkan temannya Alf, telah lebih dulu meninggalkan Ild menggunakan motornya.

Ild mengaku pelaku sempat mencari alat untuk menyerangnya, namun ia berlari mencari pertolongan hingga ke tempat yang cukup ramai.

“Ada ji orang, di depan-depan i. Tidak ada bantu ka. (Pelaku) maui cari balok-balok. Maui kayaknya nah pukul ka, tapi langsung ka lari ke tempat yang ramai,” jelas Ild saat ditemui reporter Estetika.

Setelah itu, dua pelaku penyerangan berbalik mengejar Alf. Alf sendiri mengalami pengeroyokan oleh pelaku yang sama, ia sempat pingsan dan sadar setelah dirinya berada di saluran drainase di sekitar jalan Dg. Tata 1, sedangkan motornya berada di dalam saluran drainase yang sama tak jauh darinya. Setelah sadar, ia pun kembali ke kampus dengan berlari. Sedangkan, Ild pun mendapatkan bantuan warga sekitar dan mengantarnya kembali ke kampus setengah jam setelah Alf sampai di kampus.

Saat diwawancarai, Alf mengaku tak mengingat kejadian apapun setelah ditarik dari atas motornya.

“Sekitar jam satu, saya bersama Ild pulang dari beli nasi kuning. Dua orang tapi tidak kutau orangnya. Karena pas ka sadar, ada ma di got, tenggelam. Pas ka baru sadar, berusaha ka keluar dari got dan lari ke kampus,” terangnya.

Akibat kejadian tersebut, Ild mengalami luka lecet di tangan kirinya. Sedangkan Alf mengalami lebam di mata kirinya, serta beberapa luka lecet di kaki dan tangannya, saat ini ia masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara. Baik Alf dan Ild mengaku tak mengenal pelaku, namun keduanya mengatakan bahwa salah seorang pelaku tersebut mengenakan jaket coklat, berwajah agak gelap, berambut keriting panjang, dan keduanya mengendarai motor Honda Scoopy.

Kejadian Pengeroyokan, Diduga Buntut Bentrok Antar-Mahasiswa

Sebelum kejadian penyerangan tersebut, dua malam sebelumnya, Rabu (20/11), juga sempat terjadi pengejaran terhadap mahasiswa FBS lainnya saat keluar dari kampus FBS UNM Parangtambung. Korban yang merupakan mahasiswa angkatan 2018 tersebut dikejar oleh tiga pengendara motor, beruntung ia berhasil lolos dari kejaran tersebut.

Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Deutsch FBS UNM, Jester, membenarkan hal tersebut. Ia pun mengatakan bahwa kampus FBS UNM tak aman lagi.

“Kalau memang itu, nda aman mi FBS. Jelas. Karena beberapa malam sebelumnya memang didapat i menyisir, ta tiga motor, bahkan sebelumnya dikejar, angkatan 18 itu,” ungkapnya.

Ia juga menduga bahwa Alf, korban penyerangan, sudah menjadi incaran pelaku pada saat itu, mengingat Alf sendiri sudah ketiga kalinya keluar masuk kampus FBS UNM pada malam kejadian.

“Ini Alf, tiga kali memang keluar itu malam, pake motor yang sama. Yang terakhir disuruh, nda kutau i. Ternyata keluar i, ada yang suruh i beli makanan. Kembali, ternyata dikeroyok. Bisa jadi ditandai, keluar pertamanya kah, atau keduanya, ketiganya diikuti mi,” tuturnya.

Mengenai hal tersebut, Reporter Estetika pun berusaha untuk menemui pihak birokrasi FBS UNM. Namun saat ditemui di Polsek Tamalate, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan (WD III) FBS UNM, Sukardi Weda, menolak memberi tanggapan apapun.

“Maaf, nda bisaka dulu diwawancarai, dek,” katanya singkat.

Penikaman Hingga Pengeroyokan, FBS Tak Lagi Aman?

Sebulan yang lalu, tepatnya pada Senin (21/10), dua mahasiswa FBS UNM, Agus dan Ai’ (bukan nama sebenarnya), mengalami penikaman. Kejadian bermula saat adanya kesalahpahaman antar mahasiswa FBS dan mahasiswa fakultas lain. Meskipun sudah berakhir damai, namun mahasiswa tersebut justru mendatangi kampus FBS, masuk melalui gerbang lalu memarkir motornya tepat di depan kantin Jerman dan terjadilah perkelahian hingga berakhir dengan penikaman.

“Amanmi karena jabat tanganmi. Tapi paska di pos satpam, ada anak yang tadi masuk tapi beda boncengan terus langsung na datangi anak-anak yang duduk-duduk di sana baru langsung ji memukul baru na tikam Agus. Jadi ku liat Agus, ku bantui, ternyata ada temannya langsung na tikamka dari belakang,” jelas Ai’ pada reporter Estetika.

BACA JUGA: TINDAK LANJUTI KASUS PENIKAMAN, LK FBS UNM LAKUKAN PERENYATAAN SIKAP KE POLDA SULSEL

Dilansir dari makassar.tribunnews.com, salah seorang petugas keamanan, Adrian, juga membenarkan bahwa penikaman tersebut berawal dari kesalahpahaman.

“Anak fakultas bahasa lagi nongkrong, terus lewat anak seni, salah paham karena diteriaki oleh anak bahasa, tapi anak bahasa bukan dia na teriaki. Ini (Pelaku) langsung datang menikam. Sudah itu dia kembali ke fakultas seni,” terangnya.

Sebulan setelahnya, Kamis (21/11) pukul 13.00 Wita, penyerangan pun kembali terjadi. Beberapa mahasiswa sedang duduk dan bercengkrama di Panggung Dg. Pamatte. Tidak lama kemudian, sejumlah orang tanpa identitas, menggunakan masker dan scarf masuk ke kampus dengan membawa busur, batu, dan bom molotov. Bentrok pun tak dapat dihindari.

Sekitar 15 mahasiswi yang panik, lari dan bersembunyi ke kamar ukuran kecil yang berada di atas panggung. Namun, oknum tersebut berusaha mendobrak pintu kamar tersebut dan melemparinya dengan bom molotov dan busur. Meskipun tak ada mahasiswi yang terluka terkena busur, mereka harus terkurung sekitar 30 menit di dalam kamar dengan situasi panggung yang terbakar dan berasap hingga beberapa mahasiswa lainnya mengevakuasi para mahasiswi tersebut ke fakultas.

Mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI), yang juga salah satu korban yang bersembunyi di kamar Panggung Dg. Pamatte saat itu, Rina, mengatakan ia sempat terjatuh dan mengalami lebam akibat kejadian tersebut.

“Suasana yang asli mencekam sekali, baru banyak sekali asap. Hampir ki terbakar hidup-hidup. Setelah lama menunggu, adami yang jemput ki di situ terus dievakuasi miki ke fakultas dengan keadaan menangis. Nah pas juga dievakuasi itu, saya sempat ambil dulu sepatuku baru ke fakultas. Di situ kena ka batu sampai lebam,” kata mahasiswa angkatan 2018 tersebut.

Bentrok berakhir ketika mahasiswa FBS berhasil memukul mundur para oknum. Akibat bentrok tersebut, dua mahasiswa terkena busur. Salah seorang korban bahkan harus menjalani operasi akibat anak busur tertancap di pahanya. Satu motor terbakar dan dua mobil pun dikabarkan rusak.

Kondisi motor salah seorang mahasiswa FBS UNM setelah bentrok, Kamis (21/11). Foto: Dok Pribadi

Akibat penyerangan, penikaman, hingga pengeroyokan tersebut, mahasiswa FBS UNM pun merasa keamanan mereka terancam. Beberapa mahasiswa mengaku kepada Reporter Estetika khawatir untuk datang ke kampus.

Salah satunya Ikram, mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris (JBI), yang mengaku khawatir akan keamanan kampus yang semakin tak kondusif.

“Kalau saya toh, tambah was-was mi kalau ke kampus. Yah walaupun itu kejadiannya memang malam, tapi nda menutup kemungkinan itu oknum yang tidak bertanggung jawab menyerang waktu jam kuliah. Iya sih, ada petugas keamanan tapi nda bisaki menaruh harapan besar juga sama petugas,” terangnya.

Ia juga merasa bahwa perlu adanya jaminan keamanan dan keselamatan bagi mahasiswa dari pihak universitas.

“Tapi selaku mahasiswa toh, mauki ke kampus belajar sama berorganisasi atau berinteraksi dengan tenang, aman tanpa kekhawatiran. Setidaknya perluki jaminan begitue, diprotect dengan pasti,” tambahnya.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS UNM, Fadil Abdilah, pun mengimbau kepada masyarakat FBS agar lebih meningkatkan kewaspadaannya.

“Kita dari pihak BEM sudah semaksimal mungkin menginformasikan kepada masyarakat FBS bahwa keadaan kampus sedang tidak kondusif, agar kawan kawan bisa lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaannya, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” imbaunya.

Reporter: Tim Estetika

Mengenai laporan yang kami susun ini, pihak yang merasa tidak sependapat dengan hasil laporan ini, silakan mengirimkam hak jawab di surel kami haloestetika@gmail.com, baik berupa saran, kritik, atau tanggapan ralat hingga tuntutan penurunan laporan.

Related posts

PLAGIASI DAN PROOFREADING, ANTARA KELUHAN KAPRODI DAN PROTES MAHASISWA

LPM Estetika FBS UNM
January 9, 2019

DI BALIK PELECEHAN SEKSUAL DI UNM, FASILITAS MAHASISWA PMM INBOUND DINILAI TAK LAYAK PAKAI

Editor Estetika
December 11, 2021

NESTAPA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL UNM

Editor - Nadifah Amaliyah
February 9, 2025
Exit mobile version