Makassar, Estetika – Pengurus LenterA Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) meminta kejelasan pembangunan sekretariat yang tak kunjung dilanjutkan, Sabtu (18/2).

Sekretariat tersebut mulai dibangun sejak bulan Mei tahun 2022 lalu, namun pembangunannya dihentikan sekitar bulan November.

Kondisi terkini sekretariat LenterA FBS UNM, Jumat (17/2). Foto: Ade Kusumaningtyas/Estetikapers.

Presiden LenterA, Muhammad Muflih, menuturkan keresahannya akibat pembangunan sekretariat yang tak kunjung selesai.

Muflih menyebut kini pengurus LenterA sudah tidak memiliki tempat untuk berkegiatan.

“Hal ini sangat meresahkan karena kami sudah tidak bisa menempati tempat yang sebelumnya kami gunakan untuk berkegiatan,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan pembangunan ini telah dijanjikan oleh Dekan FBS sejak dua periode sebelumnya dan akan dilanjutkan jika telah tercatat dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) tahun 2023.

“Katanya akan dilanjutkan jika namanya sudah ada di RKA-KL 2023, namun transparansinya belum ada sama sekali sejak dua periode sebelum sekarang,” lanjut mahasiswa angkatan 2020 tersebut.

Di sisi lain, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum (WD II), Muhammad Saleh, mengatakan bahwa kelanjutan pembangunan sekretariat LenterA masih dipertimbangkan.

Menurutnya, birokrasi harus memutuskan antara melanjutkan pembangunan atau mengutamakan pembenahan ruang kelas mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Mandarin.

“Di antara pembangunan sekertariat LenterA dan ruang kelas Mandarin akan dilihat mana yang akan diprioritaskan apabila tidak dapat dijalankan keduanya,” katanya.

Sementara itu, Dekan FBS UNM, Syukur Saud, menerangkan bahwa pembangunan sekretariat LenterA akan dilanjutkan oleh dekan periode berikutnya.

“Panggung LenterA akan dilanjutkan oleh dekan yang akan datang” terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Dekan Terpilih Periode 2023-2027, Anshari, mengaku belum memiliki kapasitas dan tidak bisa berkomentar banyak.

“Saya belum punya kapasitas untuk itu,” ujarnya.

Reporter: Ade Kusumaningtyas & Deva Putri David