Makassar, Estetika – Hari terakhir Makassar Internasional Writers Festival (MIWF) menghadirkan salah satu Penulis terkenal Indonesia, Boy Candra, di Gedung Chapel, Benteng Fort Rotterdam, Sabtu (5/5).

Kehadiran Boy Candra kali ini membahas salah satu novel karya terbarunya berjudul “Cinta Paling Rumit”. Novel tersebut merupakan karya ketiga belas dari pria asal Padang, Sumatera Barat ini.

Suasana diskusi Novel terbaru Boy Candra di gedung Chapel, Benteng Fort Rotterdam, Sabtu (5/5). Foto: Fernanda Venturini/ Estetikapers.

Dalam diskusi ini, Boy Candra, memaparkan bahwa proses pembuatan karyanya itu memerlukan waktu kurang lebih 4 tahun.

“Untuk buku yang satu ini memerlukan waktu pembuatan kurang lebih 4 tahun. Ada yang terinspirasi dari film, pangalaman pribadi, maupun pengamatan saya,” ujarnya.

Pria kelahiran tahun 1989 ini juga menambahkan tentang alasan genre bukunya yang terkesan merujuk pada remaja.

“Dulunya saya suka menulis komedi, tapi lama-kelamaan sudah tidak lucu jadi saya memilih genre sekarang. Apalagi remaja saat ini lebih tertarik dengan kisah percintaan,” ungkapnya.

Tak lupa, ia menuturkan tantangan yang dihadapi saat menulis sebuah karya.

“Adapun tantangannya ialah persaingan di era digital. Banyak remaja yang lebih suka ke bioskop, nonton YouTube dibandingkan baca buku. Tantangan paling berat ialah kita harus siap dengan kemungkinan penolakan dari penerbit,” tambahnya.

Lebih lanjut, Boy Candra menuturkan harapannya terhadap remaja agar tidak menjadi remaja yang rapuh.

“Kita tidak boleh menjadi remaja yang rapuh akan cinta. Jangan menjadi remaja yang lemah,” harapnya.

Sebagai penutup, diskusi ini diakhiri dengan sesi penandatanganan buku Boy Candra dan foto bersama.

Reporter: AM 1 ESTETIKA