Gunung Sari, Estetika Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang tergabung dalam tujuh fakultas melakukan seruan aksi di depan Menara Phinisi UNM, Rabu (26/9).

Tujuh fakultas yang terlibat dalam aksi ini, yaitu Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Teknik, Fakultas Psikolgi (FPsi), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), dan Fakultas Ekonomi (FE) dengan menyerukan tiga tuntutan yakni cabut Surat Keputusan Kuliah Kerja Nyata (SK-KKN) berbayar, pemberian potongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) semester 8 ke atas, serta tuntutan fasilitas kampus yang layak.

Presiden (Badan Eksekutif Mahasiswa) BEM UNM, Dwi Rezki Hardiyanto yang ditemui pasca aksi mengungkapkan bahwa, UKT bukan hanya berlandaskan kemampuan ekonomi namun juga harus melihat pada sisi kebutuhan.

“Nah, inikan sebagai akumulasi dari delapan semester dan sudah dibayar full. Masa hanya skripsi yang mau diperbayarkan, artinya harus ada potongan, karena berdasarkan kebutuhan,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa, pengadaan fasilitas yang layak harus dipenuhi berdasarkan penambahan jumlah mahasiswa baru setiap tahun.

“Ada beberapa fasilitas yang tidak digubris, seperti di FT ada prodi baru, alhasil mereka harus belajar di luar ruangan,” keluhnya.

“Atau teman-teman di FIS yang harus berpindah ke Gedung bahasa Arab dan masih banyak. Misalnya lagi, masalah AC dan WC di FBS, sementara setiap tahun UKT meningkat, lantas dikemanakan pembayaran UKT kita selama ini?” Tambahnya.

Labih lanjut, mahasiswa yang akrab disapa Ari ini, juga menuntut bahwa masalah KKN berbayar memiliki perbedaan penafsiran dengan pihak birokrasi.

“Kalau yang masalah KKN kupikir kita hanya beda jauh penafsiran. Memang ada regulasi, hanya kan kita ini kampus ilmiah yang harus mengkaji lebih dalam apa maksud dari pernyataan itu. Tapi kita punya bukti konkret melalui pernyataan dari Kemenristek dan kajian secara linguistik dengan kata pelaksanaan itu,” tutupnya.

Arifuddin Usman, Pembantu Rektor (PR) III, saat dimintai keterangan mengenang tiga tuntutan “Mahasiswa UNM Menuntut”, Rabu (26/9). Foto: Angeline/Estetikapers.

Di sisi lain, Arifuddin Usman, Pembantu Rektor (PR) III UNM, mengungkapkan bahwa ia berjanji akan mempertemukan mahasiswa dan pihak rektorat.

“Saya butuh kesabaran kepada adik-adik sekalian untuk menunggu jawaban dari semua ini, saya sudah tahu dan akan merangkum ketiga keluhan ini, insyaallah nanti kita ketemu lagi, bisa Senin atau Selasa,” ungkapnya saat membalas seruan aksi.

Reporter: Resky Aulia