Makassar, Estetika – Polemik jas almamater mahasiswa angkatan 2025 menjadi salah satu tuntutan utama yang disuarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam aksi bertajuk “Tuntaskan Problematika Internal UNM” di depan Gedung Phinisi, Jumat (10/10).
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk desakan kepada pihak universitas agar segera memberikan kejelasan terkait keterlambatan pendistribusian jas almamater pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2025.

Presiden BEM UNM, Syamry, menjelaskan bahwa terdapat dua kendala utama dalam polemik ini, yakni terkait pengembalian uang dan pengadaan jas almamater baru.
“Sekitar kurang lebih 100 mahasiswa telah menuntut pengembalian dana, sementara 40 mahasiswa lainnya masih menunggu jas almamater,” sebutnya.
Dia juga menanggapi adanya perbedaan data yang beredar di media sosial dengan data yang dihimpun oleh pihak BEM UNM.
“Berdasarkan formulir yang kami sebar ke seluruh fakultas, jumlahnya hanya 157 mahasiswa. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh pendataan ganda atau data lain yang tidak kami peroleh,” jelasnya.
Lebih lanjut, Syamry menyampaikan bahwa pihaknya akan terus menindaklanjuti proses pendataan guna memastikan data yang valid.
“Kami terus menindaklanjuti pendataan karena masih ada perbedaan antara data BEM dan pihak pengelola,” katanya.
Dia menambahkan bahwa persoalan ini telah dikawal sejak pertemuan Meja Demokrasi sebelumnya dan sudah dilaporkan kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (WR III). Menurutnya, akar persoalan terletak pada sistem tata kelola yang belum efektif.
“Seandainya pengelolaan sejak awal berjalan tertib, tidak akan ada mahasiswa yang belum menerima jas atau meminta pengembalian uang,” tegasnya.
Syamry pun berharap pihak universitas bersama pengelola almamater segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan agar masalah serupa tidak kembali terulang.
“Kami berharap pihak universitas dan pengelola segera melakukan evaluasi agar persoalan jas almamater tidak lagi menjadi masalah tahunan,” tutup Presiden BEM UNM itu.
Reporter: Cika Merlinshan