Makassar, Estetika – Biro Kegiatan Mahasiswa Jurusan (BKMJ) LenterA Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan launching video “Lukisan Hitam” yang dirangkaikan dengan bazar perekrutan Road to Chapter 9 di Cafe A Four, Kamis (21/3).
Setelah pemutaran video “Lukisan Hitam”, kegiatan yang merupakan salah satu bentuk kampanye untuk mendesak PT. London Sumatera (Lonsum) untuk mengembalikan tanah milik masyarakat adat Ammatoa Kajang, Bulukumba ini juga mengadakan talkshow singkat seputar konflik masyarakat Adat dengan PT. Lonsum yang menghadirkan Cibal, Ical, dan Salman Azis sebagai narasumber.
Cibal, salah seorang narasumber dari Front Mahasiwa Nasional (FMN) Makassar, menjelaskan sejarah singkat mengenai konflik yang terjadi antara PT. Lonsum dan masyarakat Kajang.
“PT. Lonsum di Bulukumba sudah ada sejak satu abad lalu ketika Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Perampasan tanah yang dilakukan menggunakan metode kerja sama, di mana masyarakat diwajibkan untuk menanam karet. Karena biaya produksi karet mahal, masyarakat terpaksa berhutang pada perusahaan. Masyarakat yang tidak bisa membayar hutangnya kemudian harus kehilangan tanah,” jelasnya.
Di sisi lain, Andi Fadel Anugerah, President Director LenterA, mengungkapkan alasan LenterA memperjuangkan hak tanah masyarakat Kajang karena LenterA adalah lembaga seni untuk rakyat.
“LenterA adalah lembaga seni untuk rakyat, maka dari itu kami tidak akan berhenti memperjuangkan hak atas tanah masyarakat kajang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan makna dibalik judul “Lukisan Hitam” yaitu tentang derita dan perjuangan masyarakat Kajang.
“Lukisan Hitam menggambarkan derita dan perjuangan masyarakat Kajang dalam merebut kembali tanahnya yang dikuasai oleh PT. Lonsum,” jelasnya.
Reporter: Andi Fitrah Insaan & Muh. Adnan Alfaridzi