Kabar Kampus

PANDEMI, DARING, DAN BAGAIMANA LK FBS BERADAPTASI

Parangtambung, Estetika – Pandemi yang berlangsung hingga saat ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan perkuliahan, termasuk di lingkungan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makasaar (UNM).

Surat edaran Rektor UNM No.773/UN36/TU/2020 yang dikeluarkan terhitung 17 Maret 2020 mengharuskan mahasiswa melaksanakan kegiatan pembelajaran secara full daring. Hal ini juga berdampak terhadap kelangsungan kegiatan berlembaga Lembaga Kemahasiswaan (LK), khususnya di FBS UNM.

Sebanyak dua puluh LK yang ada di FBS, kami berhasil melakukan wawancara terhadap empat belas LK melalui WhatsApp dan juga bertemu secara langsung.

Apakah terdapat penurunan jumlah pendaftar menjadi anggota pada LK selama pandemi?

Enam LK di FBS UNM mengaminkan bahwasanya terjadi penurunan kuantitas terhadap jumlah pendaftar dibanding sebelum pandemi. Kepala Suku Bengkel Sastra (Bestra), Mahmuddin, mengungkapkan bahwa terjadi penurunan pendaftar pada saat pandemi.

“Menurut saya, saya tidak bisa membandingkan pendaftar pada saat kuliah offline dan online karena situasinya berbeda. Namun, dilihat dari minat mahasiswa baru untuk mendaftar di lembaga menurut saya kurang. Kemarin pada saat melakukan pendaftaran di tengah pandemi, jumlah pendaftar maksimal enam puluh sampai tujuh puluh, padahal sebelum pandemi sekitar tujuh puluh sampai seratus pendaftar,” jelasnya.

Berbeda dengan Kepala Suku Bestra, Ketua Umum HMPS Sasindo DEMA JBSI FBS UNM, Zulhijjah, justru menegaskan bahwa minat mahasiswa masih tetap tinggi, hanya saja mahasiswa baru dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk ikut berlembaga.

“Kalau menurut saya secara pribadi maupun kelembagaan, minat terhadap kelembagaan khususnya bagi mahasiswa baru sebenarnya tidak mengalami penurunan. Hanya saja situasi dan kondisi (pandemi) sangat mempengaruhi keikutsertaan teman-teman angkatan 2020 dalam kegiatan ataupun kepanitiaan. Apalagi adanya kebijakan pemerintah untuk belajar dari rumah atau Work From Home (WFH),” tegas mahasiswa yang akrab disapa Nyul itu.

Penurunan kuantitas yang terjadi di beberapa lembaga yang ada di FBS tidak menyurutkan niat mereka untuk terus menggaet mahasiswa baru dalam bergabung di lembaga. Banyak atau tidaknya mahasiswa baru yang mendaftar adalah mereka yang benar-benar serius belajar dan ingin mengembangkan soft skill dan hard skill mereka.

Seperti yang diungkapkan Presiden DEMA JBSI FBS UNM, Rudyman, bahwa mahasiswa yang mendaftar menjadi anggota baru menurun, namun mereka adalah orang-orang yang benar-benar ingin belajar.

“Menurut pandangan saya sendiri sebagai pengurus LK, mahasiswa yang medaftar menjadi anggota baru itu menurun secara jumlah, tapi secara kualitas menjadi meningkat karena yang masuk menjadi pengurus LK adalah orang-orang yang benar-benar ingin belajar di masa pandemi seperti sekarang ini,” ungkapnya.

Lima LK di FBS UNM menyatakan bahwa di tengah pandemi yang masih berlangsung ini tidak menyurutkan antusiasme mahasiswa untuk bergabung dalam kelembagaan.

Ketua Umum HMPS ACCESS, Muh. Fakhrul Armas, menjelaskan bahwa pada lembaga yang ia pimpin saat ini tidak mengalami penurunan ataupun peningkatan.

“Kalau angkatan 19 yang menjabat sekarang itu ada 21, jadi menurut saya masih stagnan, yakni tidak meningkat dan tidak menurun,” jelas mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris tersebut.

Lain halnya dengan Ketua Umum LDF Pusdamm FBS UNM, Muhammad Fikri Taqiyuddin, menerangkan bahwasanya lembaga yang saat ini ia pimpin mengalami peningkatan dari dua tahun terakhir.

“Bismillahirrahmanirrahim, untuk jumlah pengurus dua tahun terakhir, alhamdulillah jumlahnya sama 37 pengurus dan tahun sebelumnya 26 pengurus. Ada peningkatan antara tahun pertama dan kedua,” terangnya.

Hal senada diungkapkan oleh Pemimpin Umum LPM Estetika FBS UNM, Naufal Fajrin JN, bahwa sejak tahun 2019 sampai saat ini jumlah pendaftar di Estetika masih tergolong sama.

“Jumlah pendaftar di Estetika sejak tahun 2019 sampai saat ini masih tergolong hampir sama yaitu kisaran lima puluh pendaftar. Setiap perekrutan kami bisa mendapatkan jumlah pendaftar melebihi target sehingga kami melakukan pembatasan dengan melihat pertimbangan yang hadir di internal pengurus,” ungkap mahasiswa Sastra Inggris tersebut.

Sedangkan Ketua Umum MPAS Maestro, Akbar Maulana, mengungkapkan bahwa MPAS Maestro belum melakukan perekrutan terhitung tahun 2019.

“Selama tiga tahun terakhir (terhitung tahun 2019, saat pandemi) belum pernah dilakukan perekrutan dan terakhir dilakukan perekrutan itu sebelum Covid-19. Pengurus terakhir itu angkatan 2019,” ungkapnya.

Bagaimana Lembaga yang anda pimpin menarik mahasiswa baru untuk bergabung di tengah pandemi sekarang ini?

Dengan keadaan yang masih diselimuti pandemi seperti sekarang ini, semua LK tentu saja harus putar otak untuk melakukan inovasi dalam menggaet mahasiswa baru agar mau bergabung di LK, terlebih mereka yang sama sekali belum mengenal apa itu LK.

President Director LenterA, Ahmad Munawar Eka Sakti, menejelaskan bahwa saat ini lenterA fokus menampilkan karya mereka di dunia digital.

“Melihat kegiatan-kegiatan yang lebih banyak online, untuk itu kami sebagai pengurus dalam melihat kondisi seperti ini dapat dijadikan peluang untuk menampilkan karya-karya di dunia digital,” jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum LDF Pusdamm, Muhammad Fikri Taqiyuddin, dalam pandemi sekarang ini LDF Pusdamm masih eksis melaksanakan kegiatan-kegiatan secara daring.

“Walaupun dalam keadaan pandemi, LDF Pusdamm masih tetap eksis memberikan bimbingan kepada mahasiswa FBS. Ada banyak program-program yang dilaksanakan, yaitu kelompok kajian Islam, program pembinaan perbaikan bacaan Al-Qur’an (Tahsin), Kajian Islam (Taklim), dan juga peningkatan soft skill dengan program seperti Pelatihan IT, Pusdamm English dan Arabic Class, bahkan Pelatihan Scholarship yang akan dikemas semenarik mungkin agar tidak terkesan biasa saja walaupun ada beberapa yang dilaksanakan secara daring” ucapnya.

Kesulitan apa yang dialami oleh Lembaga yang anda pimpin untuk saat ini?

Dari empat belas ketua umum dari masing-masing LK yang kami wawancarai, dapat kami temukan bahwa sebelas LK memiliki kendala yang mereka hadapi yaitu terbatas oleh situasi dan kondisi pandemi.

Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum HMJ Bahasa Inggris, Ahmad Faizal, ia mengungkapkan bahwa lembaga pasti memiliki kendala dalam menggaet mahasiswa baru apalagi di situasi pandemi seperti sekarang.

“Lembaga pasti terkendala dalam berinteraksi secara langsung mengingat kondisi sekarang yang masih pandemi mengharuskan mahasiswa baru (khususnya angkatan 2020 dan 2021) belajar dari rumah (kuliah online). Namun, pengurus LK tetap bisa menyentuh mahasiswa sekalipun menggunakan metode jarak jauh dengan tujuan agar mahasiswa tersebut lebih dekat dengan lembaga,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum PBSI, Rayhan Adi Anggara, bahwa kesulitan yang dihadapi adalah sulitnya melakukan sosialisasi secara langsung.

“Kesulitannya itu karena kita tidak bisa melakukan sosialisasi secara langsung, apalagi mahasiswa yang masih berada di kampungnya. Jadi kami menggunakan metode dari teman ke teman seangkatan,” ucapnya.

Namun, di sisi lain Ketua Umum LDF Pusdamm BEM FBS UNM, Muhammad Fikri Taqiyuddin, menyampaikan bahwa Pusdamm sendiri tidak memiliki kendala ataupun kesulitan dalam perekrutan mahasiswa baru menjadi anggota LDF Pusdamm.

“Insyaallah dari Pusdamm sendiri tidak ada kendala,” tegasnya.

Bagaimana pandangan mahasiswa baru terhadap LK?

Salah seorang mahasiswa yang saat ini aktif menjadi anggota baru di Bestra, Putri Sari R, menjelaskan bahwa ia tertarik untuk bergabung dalam Bestra berawal dari guru saat ia SMA kemudian berlanjut di media sosial.

“Awalnya saya tahu tentang Bestra ini dari guru SMA saya. Saya merasa ini adalah ajang diskusi sebagai titik temu berhubung saya memang berniat masuk di lembaga yang berfokus di bidang seni dan sewaktu SMA saya bergabung di sanggar seni. Info ini pun berlanjut di media sosial terutama Instagram tentang pendaftaran LK Bestra yang disebut Taaruf’Alam,” jelas mahasiswa PBSI tersebut.

Berbeda dengan Putri Sari R yang memilih berlembaga, mahasiswa PBSI, Ahmad Fadil, mengungkapkan bahwa ia belum tahu apakah ia akan bergabung di lembaga kemahasiswaan.

“Sudah pernah dengar waktu PKKMB. Liat situasi dulu, kalau tidak mengganggu kuliah, saya minat untuk bergabung,” ungkap mahasiswa angkatan 2021 tersebut.

Reporter: Tim Litbang Estetika

Related posts

TIM PKM FT CIPTAKAN ALAT PENGHAPUS PAPAN TULIS SENSOR SUARA

LPM Estetika FBS UNM
June 11, 2019

LEPAS PESERTA MUSPRODI HMPS BE CREATIVE, KETUM HMJ: TETAP BIMBING PENGURUS SELANJUTNYA

Editor Estetika
September 24, 2021

KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA MAKASSAR RESMI BUKA ELITE CARNIVAL 2019

LPM Estetika FBS UNM
November 29, 2019
Exit mobile version