Laporan Khusus

KRONOLOGI AKSI MAHASISWA UNM BERSATU HINGGA FAKTA DI BALIKNYA

Makassar, Estetika – Ratusan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) melayangkan aspirasinya melalui aksi demonstrasi terkait permasalahan yang terjadi di masa kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi), Senin (11/4).

Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa bukanlah hal baru di masa kepresidenan Jokowi. Belum lama ini muncul berbagai kebijakan yang dianggap merugikan rakyat, seperti kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan sembako.

Berdasarkan hasil konsolidasi dan final check pada Minggu (10/4) lalu, Mahasiswa UNM Bersatu memutuskan untuk mengangkat tema “Menuju Reformasi Jilid II” dengan beberapa isu turunan di dalamnya.

Latar Belakang Terpilihnya “Menuju Reformasi Jilid II” sebagai Tema

Aksi Mahasiswa UNM Bersatu yang mengangkat “Menuju Reformasi Jilid II” sebagai tema dilatarbelakangi oleh peristiwa tahun 1998. Pada saat itu, kekuatan gelombang mahasiswa yang besar dipercaya mampu meruntuhkan kekuasaan orde baru.

Semangat momentum bersejarah tersebut kembali dibawa dalam aksi yang menuntut enam hal kepada pemerintah ini, di antaranya menolak kenaikan harga BBM, menolak kenaikan PPN, menolak kenaikan harga sembako, menghentikan juga menuntaskan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), buruknya kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), dan mencabut Undang-Undang (UU) yang tidak pro terhadap rakyat, seperti UU No.12 tahun 2012, UU Minerba, UU ITE, UU Cipta Lapangan Kerja, serta UU KPK.

Jendral Lapangan (Jendlap), Muhammad Ihsan Wirawan, menyebutkan bahwa Mahasiswa UNM Bersatu menyepakati pemilihan “Menuju Reformasi Jilid II” sebagai tema karena ingin membawa semangat serupa pada tahun 1998 di mana mahasiswa menentang kebijakan pemerintah yang dinilai dapat merugikan masyarakat.

“Mahasiswa UNM Bersatu sepakat mengangkat tema tersebut dengan membawa semangat yang sama. Kita lihat pada tahun 1998 telah terjadi gelombang protes besar-besaran yang dirasa merugikan rakyat,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dipilihnya jalanan depan gedung Phinisi UNM sebagai titik aksi berdasar pada hasil konsolidasi antar mahasiswa yang ingin kembali ke kampusnya sendiri.

“Pemilihan tempat itu hasil dari konsolidasi karena kembali lagi kita aksi di depan kampus sendiri,” katanya.

Kronologi Aksi Menuju Reformasi Jilid II

Berdasarkan hasil pengamatan Tim Estetika, sejumlah massa aksi awalnya berkumpul di fakultas masing-masing. Untuk massa aksi Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM sendiri mulai memadati kampus sekitar pukul 10.00 WITA. Kemudian massa bergerak menuju titik kumpul di Lapangan Gunung Sari pada pukul 11.30 WITA dan tiba pukul 12.00 WITA.

Setibanya di titik kumpul, para Koordinator Lapangan (Korlap) dari masing-masing fakultas mengarahkan massanya untuk berkumpul dengan seluruh massa aksi mahasiswa UNM. Ratusan massa aksi mulai bergerak ke arah titik aksi tepatnya di Jalan A.P. Pettarani depan kampus UNM Gunungsari untuk menyuarakan tuntutan yang sebelumnya telah dikonsolidasikan.

Suasana berlangsungnya pemabakaran ban oleh massa aksi di ruas jalan A. P. Pettarani, Senin (11/4). Foto: Ismawati/Estetikapers.

Dalam aksi tersebut, massa terlihat membakar ban, melakukan orasi ilmiah, puisi, teatrikal, dan tak lupa menutup akses di ruas jalan A.P. Pettarani yang menyebabkan para pengendara putar balik.

Di tengah aksi berlangsung, massa menjadi kurang kondusif. Waktu menunjukkan pukul 15.22 WITA dan massa aksi terlihat mulai meninggalkan tempat dan beberapa di antaranya membatalkan puasa. Akibatnya, lokasi berlangsungnya aksi dipenuhi dengan sampah bekas makanan dan minuman.

Pembacaan pernyataan sikap oleh Jendral Lapangan (Jendlap) dilakukan pada pukul 16.30 WITA dan aksi diakhiri pada pukul 17.00 WITA.

Isu Penundaan Pemilu dan Perpanjangan Jabatan Presiden Tidak Disuarakan, Kenapa?

Penolakan terhadap wacana penundaan pemilihan umum (Pemilu) dan jabatan tiga periode Jokowi tengah hangat disuarakan oleh mahasiswa di berbagai daerah.

Kendati demikian, Mahasiswa UNM Bersatu sepakat untuk tidak mengangkat wacana penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden sebagai isu turunan pada aksi kali ini. Hal ini dikarenakan postingan dari akun Instagram Presiden Jokowi yang seolah menjawab pertanyaan mahasiswa terkait wacana penundaan Pemilu.

Jendlap, Muhammad Ihsan Wirawan, menilai pernyataan tersebut bersifat menepis dari wacana yang telah beredar sebelumnya.

“Ada statement dari presiden. Hal itu menepis wacana sebelumnya,” ungkapnya.

Ihsan juga berpendapat bahwa klarifikasi Pemilu sehari sebelum aksi dapat terselubung legitimasi untuk menghentikan mahasiswa melakukan demonstrasi.

“Menurut pendapat saya, hal itu bisa menjadi legitimasi penghentian aksi,” lanjutnya.

Sampah hingga Kerusakan Fasilitas Umum Akibat Aksi

Aksi yang mengangkat beberapa isu turunan ini berjalan sesuai dengan arahan yang dilontarkan oleh Jenlap. Namun di balik itu semua, nyatanya pencemaran lingkungan yang berasal dari sampah massa aksi tersebar begitu saja di sepanjang bahu jalan A.P. Pettarani.

Sungguh penampakan yang sangat disayangkan. Bagaimana tidak, mahasiswa yang dianggap sebagai agent of change ini luput dalam hal kebersihan lingkungan. Tingkat kesadaran yang rendah akan berdampak pada kualitas lingkungan.

Selain itu, terdapat beberapa oknum yang melakukan perusakan fasilitas umum padahal tindakan tersebut tidak termasuk dalam varian aksi kali ini. Belum diketahui secara pasti apakah oknum tersebut termasuk bagian dari massa aksi, pasalnya mereka tidak mengenakan almamater sebagaimana dress code yang telah disepakati.

Salah seorang mahasiswa, Nur Aman Rustan mengaku risih akan sampah yang berserakan di lokasi aksi.

Ia mengatakan bahwa meskipun mahasiswa sedang melakukan aksi untuk menyuarakan aspirasi masyarakat, namun menjaga kebersihan sudah sepatutnya dilakukan.

“Sebaiknya mahasiswa juga menjaga kebersihan meskipun sedang menyampaikan aspirasi terkait apa yang terjadi sekarang karena ini sudah termasuk pencemaran,” tutur mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) tersebut.

Tanggapan Masyarakat Terkait Aksi

Setelah massa bergerak untuk meninggalkan lokasi aksi, Tim Estetika mendapati beberapa warga yang terlihat masih duduk menyaksikan mahasiswa yang tengah membubarkan barisan aksi.

Zulkifli Askar salah satunya. Pria yang berasal dari kota Pare-pare tersebut terlihat masih antusias menyaksikan aksi hingga selesai.

Zulkifli mengaku bersyukur dengan hadirnya mahasiswa yang berperan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat.

“Semoga apa yang disurakan oleh saudara-saudari kita bisa didengarkan oleh para petinggi-petinggi negara,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa masyarakat setempat tidak merasa keberatan dengan jalanan yang ditutup sementara karena mereka sadar bahwa aksi ini demi kepentingan bersama.

“Memblokade jalanan itu tidak apa-apa karena kami sadar akan tujuan aksi tersebut,” tutupnya.

Reporter: Tim Estetika
Editor: Rada Dhe Anggel

Mengenai laporan yang kami susun ini, pihak yang merasa tidak sependapat dengan hasil laporan, silakan mengirimkan hak jawab di surel redaksi@estetikapers.com, baik berupa saran, kritik, atau tanggapan ralat hingga tuntutan penurunan laporan.

Related posts

CATATAN PINCANG KAMPUS ORANYE DALAM PEMBENTUKAN SATGAS PPKS

Editor - Yusyfiyah Adinda Saputri
January 30, 2023

JBSI BERLAKUKAN BATAS AKHIR SEMINAR PROPOSAL ANGKATAN 2013, WD I FBS UNM: TIDAK ADA SANKSI, ITU HANYA IMBAUAN

LPM Estetika FBS UNM
March 15, 2020

KRONOLOGI TEMUAN BRANKAS NARKOBA DI FBS, TANGGAPAN LK HINGGA TINDAK LANJUT KAMPUS

Editor - Yusyfiyah Adinda Saputri
June 14, 2023
Exit mobile version