Laporan Khusus

JELANG AKHIR PERIODE, ALIANSI MAHASISWA UNM REFLEKSI KINERJA REKTOR DAN TOLAK PTN-BH

Makassar, Estetika – Aliansi Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) merefleksi kinerja Rektor UNM selama dua periode serta menyuarakan penolakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) dalam aksi di depan Gedung Pinisi UNM, Selasa (20/2).

Selama menjabat, Rektor UNM, Husain Syam, sering kali menerima kritikan. Pasalnya, beberapa kebijakannya tidak dapat diterima mahasiswa.

Terlebih lagi, di akhir masa kepemimpinan rektor dua periode tersebut, beberapa problematika kampus dianggap belum terselesaikan, salah satunya wacana UNM beralih ke PTN-BH.

Berangkat dari hal itu, Aliansi Mahasiswa UNM memutuskan untuk melakukan aksi yang mengusung grand isu “Refleksi Kinerja Rektor Dua Periode UNM dan Tolak PTN-BH”.

Selain grand isu tersebut, Aliansi Mahasiswa UNM turut menyuarakan delapan isu turunan yang cukup menggambarkan beberapa kebijakan rektor yang tidak dapat diterima oleh mahasiswa, yakni:

1. Tuntaskan PTN-BLU

2. Hentikan politik praktisi di UNM

3. Kembalikan demokrasi lembaga kemahasiswaan.

4. Cabut Surat Keputusan (SK) berkegiatan malam.

5. Libatkan mahasiswa dalam penentuan kebijakan Kampus UNM.

6. Stop kekerasan dan tingkatkan keamanan kampus.

7. Revisi peraturan akademik.

8. Revisi peraturan kemahasiswaan.

Kronologi Aksi Evaluasi Dua Periode Kinerja Rektor UNM

Berdasarkan hasil pantauan Reporter Estetika, beberapa massa berkumpul dan melakukan aksi sektoral dengan membagikan selebaran dan menyisir kelas-kelas di fakultas masing-masing.

Di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM, massa aksi mulai memadati kampus sekitar pukul 12.00 WITA.

Suasana saat berlangsungnya pembacaan orasi di depan Menara Pinisi, Selasa (20/2). Foto: Nurul Dwi Anugrah/Estetikapers.

Massa aksi kemudian melakukan aksi sektoral dengan cara menyisir kelas-kelas untuk mengedukasi mahasiswa terkait penolakan UNM berstatus PTN-BH.

Namun, ketika massa aksi akan melakukan penyisiran, tiba-tiba terdapat pemberitahuan bahwa sebagian besar kelas pada hari itu dilakukan secara daring.

Akibatnya, sosialisasi hanya dapat dilakukan di 4 kelas dari total 9 Program Studi (prodi) di FBS.

Koordinator Lapangan (Korlap) FBS, Adnan, merasa miris dan aneh akan hal itu.

Menurutnya informasinya sudah dikoordinasikan dengan birokrasi tapi mengapa kelas-kelas tiba-tiba dilakukan secara daring.

“Miris, menurut saya ketika ada informasi dari dosen yang sudah tahu bahwa kita akan sosialisasi di kelas-kelas tapi perkuliahan tiba-tiba daring,” katanya.

Setelah melakukan aksi sektoral massa aksi menuju ke Lapangan Gunung Sari pada pukul 14.00 WITA.

Sesampainya di titik aksi, tiap fakultas bergabung dengan seluruh massa aksi di bawah arahan dari Koordinator Lapangan (Korlap) masing-masing. Kemudian bergerak menuju titik aksi untuk menyampaikan aspirasi pada pukul 15.00 WITA.

Setibanya di titik aksi, massa melakukan pembacaan orasi dan puisi pada pukul 15.06 WITA. Dalam aksi tersebut, tidak terjadi pembakaran ban dan pemblokadean jalan seperti biasanya.

Namun, karena banyaknya massa yang mengisi setengah jalan dan kondisi aksi yang kurang kondusif, hal tersebut tetap menimbulkan kemacetan.

Setelah aksi berlangsung selama kurang lebih dua jam, massa bergerak menuju belakang Gedung Pinisi UNM pada pukul 16.15 WITA, dan massa sepenuhnya membubarkan diri dari lokasi aksi dan kembali ke fakultas masing-masing pukul 16.40 WITA.

Aliansi Mahasiswa Nilai UNM Belum Layak Berstatus PTN-BH

Di penghujung kursi kepemimpinannya, Husain Syam mengumumkan wacana peralihan status kampus dari PTN-Badan Layanan Umum (BLU) ke PTN-BH. Wacana tersebut ditolak secara massal oleh mahasiswa dari berbagai fakultas.

Hubungan Masyarakat (Humas) Aksi, Zahran, mengatakan bahwa penentuan kebijakan rektor dan regulasinya dirasa tidak impulsif.

Suasana saat massa aksi memenuhi ruas jalan A.P Pettarani, Selasa (20/2). Foto: Nurul Dwi Anugrah/Estetikapers.

“Kebijakan dan regulasi rektor kurang,” katanya.

Sementara itu, Perwakilan Jenderal Lapangan (Jendlap), Sarfin, mengatakan bahwa pada kenyataannya masih terdapat ketimpangan-ketimpangan, seperti adanya gedung yang masih mangkrak di UNM.

Berdasarkan hal itu, ia menilai bahwa sebagai universitas yang berstatus PTN-BLU UNM masih kurang apalagi jika ingin beralih ke PTN-BH.

“Dinilai dari subjektif aktualisasi yang terjadi di lapangan, UNM masih berstatus PTN-BLU masih kurang, apalagi mau menyandang PTN-BH,” katanya.

Maka dari itu, Sarfin menyatakan bahwa Aliansi Mahasiswa UNM menilai draft proposal PTN-BH UNM yang telah diajukan ke Kementerian harus ditarik kembali.

“Kami menilai sebenarnya draft yang sudah diajukan ke Kementerian ditarik kembali,” ujarnya.

Senada dengan Sarfin, Korlap FBS, Adnan, mengatakan bahwa pendapatan keuangan UNM lebih banyak berasal dari Uang Kuliah Tunggal (UKT), sedangkan untuk beralih ke PTN-BH universitas harus memiliki wirausaha untuk menopang masalah keuangan.

“Pihak universitas lebih banyak mengambil dari UKT dibanding dari dua aset usaha UNM,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kemungkinan dampak negatif dari hal tersebut yakni membengkaknya UKT yang menjadi ketakutan terbesar mahasiswa.

“Asetnya tidak maksimal, UKT kemungkinan akan naik,” tuturnya.

Sampah yang ditimbulkan Aksi

Aksi yang dilaksanakan guna menyuarakan aspirasi mahasiswa dan menyelesaikan problematika ini berlangsung sesuai hasil kesepakatan konsolidasi.

Namun, pemandangan yang disisakan oleh aksi ini terlihat tidak mengenakan. Sampah makanan dan minuman berserakan di bahu jalan AP. Pettarani.

Hal tersebut sangat disayangkan, pasalnya aksi dimaksudkan untuk menyuarakan keresahan dan menuntaskan suatu masalah. Namun, mahasiswa sepatutnya sadar bahwa meninggalkan sampah berserakan juga dapat menimbulkan suatu masalah bagi lingkungan.

Salah seorang mahasiswa UNM, Syahrir, menuturkan bahwa mahasiswa seharusnya menjaga kebersihan dengan tidak meninggalkan sampah di aksi kali ini.

“Harus jaga kebersihan, sejatinya kita bersihkan sampah setelah aksi,” tuturnya.

Reporter: Tim Estetika

Mengenai laporan yang kami susun ini, pihak yang merasa tidak sependapat dengan hasil laporan, silakan mengirimkan hak jawab di surel redaksi@estetikapers.com, baik berupa saran, kritik, atau tanggapan ralat hingga tuntutan penurunan laporan.

Related posts

MAHASISWA FBS ALAMI PENIKAMAN HINGGA PENGEROYOKAN, FBS TAK LAGI AMAN?

LPM Estetika FBS UNM
November 24, 2019

PLAGIASI DAN PROOFREADING, ANTARA KELUHAN KAPRODI DAN PROTES MAHASISWA

LPM Estetika FBS UNM
January 9, 2019

33 Hari Drama Skorsing Mahasiswa dan Penolakan BLU UNM

LPM Estetika FBS UNM
August 6, 2018
Exit mobile version