Kabar Kampus

JBSI FBS UNM GELAR SEDARING, PEMATERI: BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH

Makassar, Estetika – Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Seminar dalam Jaringan (Sedaring) Pembelajaran Bahasa Daerah, via Zoom, Rabu (9/3).

Seminar yang mengangkat tema “Permartabatan Bahasa Daerah di Sulawesi Selatan Melalui Pembelajaran Muatan Lokal” ini bertujuan untuk meningkatkan kembali bahasa daerah di Sulawesi Selatan yang dianggap sudah jarang digunakan dalam kehidupan masyarakat dengan menghadirkan empat pemateri yaitu, Endang Aminuddin Aziz, Brendon Marshall, Kembong Daeng, dan Syamsudduha.

Suasana saat sedang berlangsungnya Sedaring Pembelajaran Bahasa Daerah oleh JBSI FBS UNM, Via Zoom, Rabu (9/3) Foto: Dokumentasi Pribadi.

Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Aminuddin Aziz, mengatakan bahwa saat ini bahasa daerah sudah mulai jarang digunakan oleh penduduk setempat.

Di zaman modern sekarang, bahasa daerah dianggap lebih kuno oleh generasi muda Indonesia, sehingga penggunanaanya semakin turun dari tahun ke tahun yang tentunya berpengaruh juga untuk budaya lokal.

“Bahasa daerah terancam punah pada data terkini tahun 2021. Perlu kita ketahui kalau kehilangan bahasa itu sama halnya kehilangan beragam intelektualitas,” tuturnya.

Di sisi lain, Pemateri, Brendon Marshall, mengungkapkan bahwa pembelajaran bahasa daerah tentunya sangat penting diperadakan terutama saat di bangku sekolah, karena status mata pelajaran tersebut sudah ditetapkan secara resmi dan yang relevan untuk diteruskan kepada generasi selanjutnya.

“Pembelajaran bahasa daerah secara formal di bangku sekolah tentunya membawa dampak positif karena sudah diakui sebagai mata pelajaran yang penting dan resmi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa bahasa itu tidak hanya diperhatikan dalam lisan saja namun harus fokus pada tulisannya juga, karena ada beberapa bahasa memiliki keunikannya sendiri seperti Makassar dan Bugis yang menggunakan aksara lontara.

“Salah satu landasan jika ingin memantapkan pengetahuan terkait bahasa lokal adalah mempelajari tulisan dan pengucapannya,” lanjutnya.

Reporter: A. Garif dan Arzety Aprilia
Editor: Rada Dhe Anggel

Related posts

HMPS HAN SHI REN RESMI BUKA KEGIATAN TRAINING ADVOKASI

LPM Estetika FBS UNM
September 29, 2018

HMPS PRASASTI GELAR KAJIAN SASTRA DAN FILSAFAT

LPM Estetika FBS UNM
October 19, 2017

REKTOR UNM SEBUT AKAN LANJUTKAN PROGRAM YANG ADA DALAM ACARA LEPAS SAMBUT

Editor - Nadifah Amaliyah
May 21, 2024
Exit mobile version