UNM

EKSPLORASI SENI DAN BUDAYA KINGDOM LAB ART HMJ BIOLOGI FMIPA UNM TAHUN 2021

Rilis, Estetika – Upacara Penurunan Bendera Secara Adat Setiap Tanggal 17 merupakan salah satu bentuk pelestarian seni dan budaya yang dilakukan di Museum Balla Lompoa.

Pada zaman dahulu, di Kerajaan Gowa ada pengawal atau pasukan yang disebut dengan pasukan Tubarani (yang memakai pakaian khusus). Pasukan ini bertugas sebagai security yang mengawali dan mengawasi Raja serta anggota keluarganya. Pasukan ini juga bertugas membawa panji-panji kerajaan.

Pasukan Tubarani berasal dari kelompok orang yang berani, jantan, dan memiliki nilai patriotisme. Jadi, tidak sembarang orang yang dapat masuk ke dalam kelompok pasukan Tubarani ini.

Pasukan ini selalu mengalami pergantian pasukan setiap bulannya, hal inilah yang menjadi dasar utama pelaksanaan Upacara Penurunan Bendera setiap tanggal 17. Akan tetapi, di zaman sekarang upacara ini hanya merupakan upacara adat saja sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya agar tidak punah dan dikenal oleh masyarakat luas.

Berikut beberapa pertanyaan mengenai Upacara Penurunan Bendera Secara Adat Setiap Tanggal 17

Apa saja tahap-tahap dalam tradisi ini?

Tahapan-tahapan pada penurunan bendera ini sama saja dengan tahapan pada penurunan upacara bendera pada umumnya. Namun, pelaksaannya juga digabungkan dengan upacara adat.

Bagaimana pelaksanaan teknis tradisi ini?

Adapun pelaksanaan teknis dari tradisi ini, yaitu dilaksanakan pada setiap tanggal 17 di setiap bulan sesuai dengan tahapan-tahapan pada upacara penurunan bendera pada biasanya. Selain itu, setelah upacara penurunan bendera berakhir akan dilanjutkan dengan antraksi-antraksi dari penggiat seni sebagai salah satu bentuk pelestarian seni dan budaya di Gowa.

Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam tradisi ini?

Pihak yang terkait dalam tradisi ini adalah kerabat para raja, tokoh adat, budaya, agama, penggiat seni budaya, serta kelompok Tubarani.

Apa makna tradisi ini?

Makna dari tradisi ini adalah untuk memperingati pergantian pasukan di zaman sebelumnya, namun sekarang hanya penurunan bendera saja serta pelestarian seni dan budaya.

Apa tujuan diadakannya tradisi ini?

Untuk melestarikan dan memperkenalkan berbagai macam seni dan budaya kepada masyarakat.

Bagaimana sejarah dilaksanakannya tradisi ini?

Di zaman kerajaan dalam istana atau kraton yang di mana Balla Lompoa terdapat kelompok yang menjaganya yaitu pasukan Tubarani yang memakai pakaian khusus yang berfungsi sebagai pengamanan. Dalam satu bulan ada pergantian dan pengesahan pasukan baru yaitu tanggal 17.

Apakah ada motif politik dengan diadakannya tradisi ini?

Tidak ada, karena upacara ini murni untuk melestarikan budaya secara turun-temurun.

Sejak kapan tradisi ini dilaksanakan?

Sejak adanya pasukan Tubarani, yaitu sejak Raja Gowa ke-14 sudah dilakukan upacara penurunan bendera secara permanen.

Bagaimana antusiasme masyarakat terhadap diadakannya tradisi ini?

Antusias masyarakat sangat mendukung kegiatan ini karena adanya memori masa lalu yang positif.

Hal apa saja yang spesial dari tradisi ini sehingga tradisi tersebut dilaksanakan sampai sekarang?

Hal yang dianggap spesial yaitu adanya penampilan atraksi dari penggiat seni budaya untuk diperkenalkan kepada masyarakat dan penampilan yang ditampilkan berbeda setiap bulannya.

Siapa saja yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan tradisi ini?

Yang hadir dalam upacara penurunan bendera adalah kerabat raja, tokoh adat, budaya, agama, penggiat seni budaya, pasukan Tubarani, serta pesertanya yaitu siswa SMA dan mahasiswa.

Apakah masyarakat diwajibkan semua untuk mengikuti ritual tradisi ini?

Tidak, tradisi ini tidak diwajibkan juga tidak ada pemaksaan dalam mengikutinya, namun hanya dari kesadaran masyarakat untuk mengenal budaya lokalnya.

Dimanakah tradisi ini dilaksanakan?

Tradisi ini dilaksankan di halaman depan Museum Balla Lompoa.

Bagaimana pendanaan dalam pelaksanaan tradisi ini?

Sponsor dalam hal ini adalah pemerintah daerah yang bekerja sama dengan tokoh adat, penggiat seni budaya, masyarakat dan tokoh penting dari museum ini.

Bagaimana ajaran Islam memandang tradisi ini?

Tradisi upacara penurunan bendera ini disesuaikan dengan ajaran agama islam yang berlaku.

Adakah unsur agama dalam pelaksanaan tradisi ini?

Iya ada, contohnya dalam pembacaan doa di akhir upacara.

Apakah dalam pelaksanaan tradisi ini terdapat ketidaksesuaian dengan ajaran Islam?

Tidak, semua hal dalam upacara sudah dianggap sesuai dengan ajaran agama Islam.

Apa nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini?

Nilai yang terkandung dalam tradisi ini yaitu, nilai patriotisme, harga diri, dan pengenalan budaya dalam membentuk kepribadian dari masyarakat.

Bagaimana kegiatan-kegiatan dalam ritual tradisi ini?

Kegiatan yang di lakukan hampir sama dengan upacara pada umumnya, namun adanya pasukan Tubarani yang membawa bendera-bendera dari sembilan negara menjadi ritual dalam tradisi ini.

Apakah ada nilai-nilai yang ditanamkan dalam pelaksanaan tradisi?

Nilai yang ditanamkan adalah nilai kerja sama, serta nilai historis dalam mengingat budaya yang telah lama agar selalu ada dalam benak masyarakat.

Sejauh mana tokoh agama mengawasi pelaksanaan tradisi ini agar tidak melenceng dari ajaran agama Islam?

Tokoh agama dihadirkan juga dalam upacara ini selain agar tidak melenceng dari agama juga untuk saling bersinergi antara satu sama lain.

Rilis: Mahasiswa HMJ Biologi FMIPA UNM

Related posts

MUBES II MP EKOLIBRIUM TETAPKAN ICHTIAR GUNAWAN SEBAGAI KETUA UMUM

Editor Estetika
December 26, 2021

BUKA GRAVITASI UNM, WR I BANGUN SEMANGAT KOMPETITIF PESERTA

LPM Estetika FBS UNM
November 5, 2019

UNM GELAR WISUDA PERIODE MARET, REKTOR: CUMLAUDE BEBAS TES DAFTAR PASCASARJANA

Editor Estetika
March 30, 2022
Exit mobile version