Makassar, Estetika – Kementerian Riset dan Propaganda Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Sekolah Riset dan Advokasi (SERASI) di Wisma Latobang, Sabtu (20/2).
Kegiatan yang mengusung tema “Membangun Idealisme Mahasiswa Melalui Advokasi Berbasis Riset Demi Terwujudnya Pergerakan yang Profesional dan Independen” ini bertujuan untuk melahirkan mahasiswa yang peka terhadap permasalahan yang ada di lingkup FMIPA maupun di luar kampus, menjadi orang yang profesional dalam aspek riset dan advokasi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai pergerakan.
Adapun peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah perwakilan fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan (LK) FMIPA UNM dan resmi dibuka oleh wakil Dekan bidang kemahasiswaan (WD III) pada Jumat (19/2) kemarin.
Pemateri pertama, Kadek Irayasa, mengungkapkan cara mendefenisikan sampel sehingga dikatakan homogen.
“Cara mendefinisikan sampel sehingga dapat dikatakan homogen tergantung dari apa yang kita tuju atau apa yang mau kita dapat. Tergantung dari karakteristik subjek dan objek,” ungkapnya.
Di sisi lain, pemateri kedua, Vivianti, menyampaikan pentingnya penyajian data dan pemilihan instrumen dalam penelitian.
“Penyajian data diperlukan untuk mempermudah penyampaian informasi kepada pembaca hasil riset kita. Jangan sebatas melakukan penelitaan tapi tidak ada pengkajian tentang instrumen yang digunakan. Agar hasil penelitian kita terpercaya gunakan instrumen yang telah divalidasi oleh dosen,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang peserta, Dyah Nabila Ramadani, mengungkapkan bahwa dengan mengikuti kegiatan ini, ada pengalaman dan pelajaran yang didapatkan.
“Saya mendapat relasi baru dari teman-teman di luar jurusan biologi, mendapat ilmu baru mengenai riset dan advokasi, terlatih untuk berfikir kritis, dan dapat bertukar fikiran dengan teman-teman peserta SERASI lainnya,” ungkapnya.
Di sisi lain, Kementrian Riset dan Propaganda BEM FMIPA UNM, Maulvi Maulidah H, menyebutkan output dari kegiatan ini.
“Program kerja ini tidak hanya sebatas penerimaan materi saja. Akan ada output dari kegiatan ini, seperti: pembuatan proposal dan melakukan riset. Hasil dari riset ini nantinya akan dipropagandakan, lalu peserta advokasikan kemudian disimulasikan,” terangnya.
Reporter: Adinda Grace