Wawancara Khusus

WANSUS OKKY MADASARI: SASTRAWAN PEREMPUAN YANG AKTIF SUARAKAN KESETARAAN GENDER

Makassar, Estetika – Beberapa hari yang lalu, dunia memperingati Internatonal Woman Day, sebuah momentum yang kembali mengingatkan pada hak perempuan untuk memiliki kesetaraan dengan laki-laki.

Sudah sepatutnya perempuan memiliki kebebasan untuk bergelut di bidang apapun tanpa adanya pembatasan oleh faktor gender, seperti dalam dunia jurnalistik dan sastra. 

Menanggapi hal ini, Tim Estetika melakukan wawancara khusus dengan Okky Madasari, seorang perempuan yang pernah bergelut dalam bidang jurnalistik dan kini ia menjadi sastrawan yang karyanya selalu mengulik mengenai kesetaraan gender dan feminisme di masyarakat.

Okky Madasari telah menulis beberapa novel, yakni Maryam, Entrok, Pasung Jiwa, Kerumunan Terakhir, Yang Bertahan dan Binasa Perlahan, Mata dan Rahasia Pulau Gapi, Mata dan Nyala Api Purba, Mata dan Manusia Laut, dan The Outcast. Melalui karyanya yang berjudul Maryam, Okky berhasil memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun 2012.

Apa Arti Kesetaraan Gender bagi Seorang Okky Madasari? 

Kesetaraan gender adalah kesadaran bahwa tidak boleh ada perbedaan dan perilaku yang mendiskriminasi hanya karena seseorang memiliki jenis kelamin yang berbeda.

 Apa Tujuan dari Kesetaraan Gender?

Kesetaraan gender juga harus mewujudkan pemenuhan hak-hak individu baik laki-laki maupun perempuan terhadap segala aspek baik hak pendidikan, ekonomi, kewarganegaraan, dan sebagainya. Sehingga kesetaraan gender pada akhirnya bermuara dengan tujuan untuk membentuk masyarakat yang lebih setara dalam segala bidang.

Bagaimana Peran Perempuan dalam menghadapi Isu Global?

Perempuan harus mengambil peran lebih besar dalam persoalan di masyarakat baik itu di level terdekat, keluarga, negara, hingga global karena perempuan memiliki kemampuan yang setara dengan laki-laki dan jangan mau dibentuk untuk merasa rendah diri.

Bagaimana Proses Awal Okky Madasari Ketika menjadi Seorang Jurnalis?

Saya memulai karir penulisan dengan menjadi seorang jurnalis dan sejak itu saya sadar akan kekuatan tulisan dalam membangun kesadaran, menyampaikan kritik, hingga mengungkapkan persoalan-persoalan di masyarakat. 

Apakah Pengalaman sebagai Jurnalis mempengaruhi Tulisan Okky Madasari? 

Pengalaman dan proses memberi saya pemahaman baru tentang bagaimana melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, serta mengkritisinya. Prinsip-prinsip jurnalistik itu terus saya bawa ketika mendalami dunia sastra hingga tulisan yang saya hasilkan dapat menyuarakan persoalan masyarakat dan membangun kesadaran kritis. 

Apakah Selama menulis Pernah mendapatkan Diskriminasi atau Hambatan?

Ya, namun saya pikir respons dari pembaca merupakan tujuan dari tulisan yang kita hasilkan, itu berarti bahwa tulisan yang saya hasilkan berpengaruh dalam masyarakat.

 Reporter: Armi Fadilah

Related posts

WANSUS SATGAS PPKS UNM: PROSEDUR PEMBENTUKAN HINGGA VALIDASI KINERJA

Editor - Nadifah Amaliyah
December 31, 2023

WANSUS TIM PENGEMBANG SYAM-OK: MASALAH MEMBUAT KITA SELALU MELAKUKAN PERBAIKAN

Editor Estetika
February 26, 2021

WANSUS BEM FBS UNM, TETAPKAN SOP PENANGANAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL DI KAMPUS

Editor Estetika
September 21, 2021
Exit mobile version