Esai, Nalar

TIGA JENIS KONFLIK YANG RENTAN TERJADI DI SEKITAR KITA

Konflik merupakan suatu peristiwa atau fenomena yang menyebabkan pertentangan atau pertikaian baik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, maupun kelompok dengan pemerintah dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan, dan juga menundukkan lawannya dengan kekerasan atau ancaman. Konflik sering terjadi karena perbedaan pendapat, adanya sikap egois di antara kedua belah pihak dan masing-masing pihak memiliki kepentingan yang sama. Ada banyak kasus konflik yang terjadi di dunia, contoh kasus konflik politik antara Palestina dan Israel yang tak kunjung usai hingga saat ini. Konflik sudah banyak terjadi disekitar kita, bahkan di Indonesia sendiri, tidak jarang ditemukan konflik hanya karena masalah kecil. Contoh kasus, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan masyarakat, tentu perasaan setiap warga berbeda-beda. Ada sebagian warga yang merasa terganggu karena berisik, di sisi lain ada pula yang merasa terhibur dengan pentas musik tersebut. Dengan permasalahan inilah, biasanya terjadi pertikaian atau adu mulut antar warga. Selain itu, konflik juga dapat terjadi karena prasangka-prasangka yang buruk. Prasangka bisa sewaktu-waktu muncul dan berpotensi untuk menebar aroma kecurigaan yang akan mengakibatkan terjadinya konflik. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi lintas budaya yang mampu mengelola konflik berdasarkan asas pluralisme dan kesederajatan dengan seadil-adilnya. Ada beberapa konflik yang sering terjadi di antaranya; konflik antar individu, konflik antar sosial dan konflik antar beragama.

Pertama, konflik antar Individu. Konflik antar individu sering terjadi di sekitar kita. Konflik antar individu biasanya terjadi di lingkungan pertemanan, keluarga, dunia kerja dan masih banyak lagi. Konflik individu biasanya terjadi karena perbedaan pendapat antar individu yang satu dengan individu lain sehingga menyebabkan pertikaian. Konflik individu bahkan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak bisa jauh dari konflik jenis ini, karena setiap orang pasti memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat untuk saling berseteru ketika ada pendapat yang tidak sejalan. Tidak heran jika konflik antar individu sering terjadi karna setiap orang memiliki banyak perbedaan dan keinginan. Contoh kasus konflik antar individu yang sering terjadi yaitu konflik pembagian ahli waris. Pertikaian ini terkadang membuat hubungan keluarga sedarah menjadi kurang harmonis. Biasanya, kasus ini muncul karena anggapan pembagian warisan antara yang satu dengan yang lain kurang adil. Warisan memang hal yang seharusnya diturunkan dari orang tua untuk anak keturunannya agar dapat membantu proses kehidupan. Namun, kadang justru menjadi salah satu sebab terpecah belahnya antar individu di dalam anggota keluarga. Konflik adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari keberadaannya. Perasaan iri dan dengki dari perbedaan sikap, kurangnya kemampuan adaptasi dengan orang lain atau pun pencapaian seseorang, juga bisa menyebabkan adanya pertikaian atau konflik antar individu.

Kedua, konflik antar sosial. Konflik antar sosial adalah pertikaian yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat. Misalnya masalah pergaulan, masalah ekonomi, masalah komunikasi, dan masalah lainnya yang menyangkut masalah sosial. Ada beberapa konflik sosial yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya kepastian hukum. Hal ini sangat dikhawatirkan akan mengancam integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kepastian hukum yang dimaksud yaitu penegak hukum yang tidak terlalu memperhatikan asal usul dan penyebab terjadinya konflik tersebut. Para penegak hukum tidak mendalami apa yang sebenarnya terjadi di dalam masyarakat, sehingga tidak memberikan keputusan secara pasti kepada masyarakat. Hal inilah yang menjadi salah satu konflik di lingkungan sosial. Di sisi lain, Indonesia kaya akan keragaman sosial dan budaya, sehingga banyak dari masyarakat yang berbeda pendapat, kepercayaan dan lain-lain. Hal ini juga yang menjadi penyebab terjadinya konflik. Salah satu konflik sosial yang paling populer di Indonesia pada tahun 1998 tepatnya di Jakarta adalah tragedi 98. Pada waktu itu, munculnya penolakan masyarakat dengan tindakan kriminal mengusir masyarakat etnis Cina dari Indonesia. Konflik sosial sebenarnya merupakan salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain di dalam masyarakat, tetapi interaksi ini merupakan interaksi yang bersifat negatif karena dapat merugikan salah satu pihak. Lebih lanjut, adanya peristiwa hasut-menghasut antar kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, juga dapat menyebabkan pertikaian yang hebat dan dapat merugikan kedua belah pihak. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa kita harus cerdas dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau konflik antar sosial yang marak terjadinya di sekitar kita.

Terakhir, konflik antar umat beragama. Setiap agama pasti memiliki ajaran tersendiri. Setiap agama dianjurkan untuk bersikap toleransi dan saling menghargai antar sesama manusia. Ajaran agama memiliki peran yang yang sangat penting dalam membentuk perilaku umatnya. Tetapi dalam kenyataannya, terkadang tingkat pemahaman keagamaan yang berbeda-beda menjadi pemicu konflik agama. Di sisi lain, adanya agama yang merasa tersinggung atau tidak terima dengan keputusan agama yang lain menyebabkan terjadinya konflik antar umat beragama. Walaupun agama bukanlah satu-satunya pemicu konflik di Indonesia, tetapi sangat penting bagi kita untuk mengembalikan makna agama sebagai petunjuk dan jalan keselamatan agar kita bisa saling menghargai perbedaan kepercayaan dan menghindari adanya konflik. Yang harus kita terapkan adalah kerja sama antar pemeluk agama dan menggagas pendidikan berbasis agama dan perdamaian sebagai alternatif solusi konflik agama di Indonesia. Selain itu, sangat penting untuk memaksimalkan peran seluruh komponen bangsa dalam mengantisipasi terjadinya konflik serta menyelesaikan konflik agama yang terjadi di Indonesia. Lebih lanjut, sangat penting bagi kita dalam beragama untuk mendalami pemahaman dengan kitab masing-masing. Semua kitab mengajarkan untuk bersikap toleransi dan tidak menjatuhkan agama lain. Tambahan pelajaran untuk mengkaji hal seperti inilah yang akan membantu masyarakat untuk mengindari pertikaian atau konflik antar beragama.

Sebagai kesimpulan, konflik merupakan tindak kejahatan yang dilakukan oleh sebagian manusia demi mencapai kepentingan dengan cara merugikan orang lain. Konflik tidak bisa dihilangkan dari diri manusia itu sendiri, karena konflik terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat. Sedangkan perbedaan pendapat dapat terjadi karena setiap orang memiliki sikap yang berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan terjadinya konflik, baik untuk diri sendiri maupun kelompok atau organisasi. Hal yang perlu dilakukan, yakni bagaimana cara kita untuk menyelesaian konflik dengan cara yang baik, dan sesuai dengan hukum yang sudah ditentukan dalam perundang-undangan. Dengan penegakan hukum yang sesuai, serta cara menjalankannya dengan baik, pasti akan mengurangi terjadinya tindakan konflik di kemudian hari. Erat kaitannya dengan konflik, tentunya hal yang sudah seharusnya menjadi perhatian adalah masyarakat adalah harus pandai-pandai dalam menanggulangi terjadinya konflik. Tidak semua Konflik harus diselesaikan dengan cara kekerasan atau hal apapun yang dapat merugikan orang lain. Dengan cara musyawarah, jauh lebih baik.

Penulis: Andika Pratama, Mahasiswa Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar

Related posts

KURANGNYA RASA CINTA ANAK INDONESIA TERHADAP BAHASA INDONESIA

Editor Estetika
May 23, 2021

PERSPEKTIF DAN ANALISIS DALAM MEMAHAMI KONFLIK PALESTINA VS ISRAEL

Editor Estetika
June 11, 2021

GERAKAN CHILDFREE DI INDONESIA, EGOIS DAN ANEH?

Editor - Yusyfiyah Adinda Saputri
December 23, 2022
Exit mobile version