Parangtambung, Estetika – Kelas Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sastra Indonesia (Sasindo) Dewan Mahasiswa (Dema) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) telah memasuki pekan ke-3 di depan Gedung DH FBS UNM, Parangtambung, Makassar, Kamis (20/9).
Selain dihadiri oleh mahasiswa FBS, kegiatan yang merupakan diskusi lanjutan dari Kelas UKT HMPS Sasindo pekan lalu ini pun dihadiri oleh mahasiswa dari Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ekonomi (FE), dan Fakultas Seni dan Desain (FSD).
Diskusi kali ini mengangkat topik mengenai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 55 tahun 2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal (BKT) dan UKT dengan menghadirkan mahasiswa Sasindo angkatan 2012, Andre Arisandy sebagai pemateri.
Dalam diskusi tersebut, Andre menjelaskan mengenai BKT yang melingkupi biaya operasional, investasi, dan pengembangan.
“Biaya kuliah tunggal atau BKT ini melingkupi biaya operasional, investasi, dan pengembangan. BKT ini didapatkan dari biaya basis, indeks prodi, Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT) dan kemahalan wilayah,” terangnya.
Di sisi lain, Ketua Umum HMPS Sasindo, Rostan Yuniardi, berharap diskusi tersebut dapat membantu mahasiswa memahami perihal regulasi terkait UKT.
“Saya berharap semoga diskusi ini dapat berkelanjutan dan para peserta dapat paham mengenai regulasi terkait uang kuliah tunggal, ” tuturnya.
Reporter: Elvira Sirenden