UNM

PEKAN JURNALISTIK: KEPENULISAN SASTRA JURNALISTIK TIDAK UNTUK BERITA STRAIGHT

Kang Maman menitikkan air mata saat membedah buku Re, Minggu (29/10). Foto : Rahmah/estetikpers.

Makassar, Estetika – Minggu, (29/10), UKM LPM Corong Unismuh Makassar sukses menggelar Workshop Kepenulisan Sastra Jurnalistik dan Bedah Buku di Auditorium Unismuh, Makassar.

Kegiatan ini menghadirkan seorang penulis ternama yang sering kali terlihat wara-wiri dilayar kaca televisi. Ia adalag Maman Suherman atau lebih akrab dengan sapaan Kang Maman.

Kang Maman bersama moderator pada Workshop Kepenulisan Sastra Jurnalistik, Minggu (29/10). Foto : Rahmah/estetikapers.

Pada workshop kali ini, Kang Maman tidak hanya berbicara seputar bagaimana kepenulisan sastra jurnalistik itu sebenarnya, tapi ia juga turut membedah salah satu buku karya favoritnya berjudul RE.

Menurut Maman, Kepenulisan Sastra Jurnalistik itu adalah sastra itu sendiri dituangkan ke dalam sebuah berita dan sampai kepada pembaca dengan pesan seperti yang diharapkan.

“Sastra jurnalistik sendiri adalah bagaimana kita meramu kalimat, bagaimana kita menyampaikan pesan tersebut sampai kepada orang yang disampaikan,” katanya.

Tak lupa ia menjelaskan dalam penulisan berita jurnalisme sastra, sulit untuk menuliskannya dalam bentuk berita straight.

“Jurnalisme sastra itu punya ruang di feature news. Kalau di straight news hampir gak bisa. Apa yang mau dibikin, pepatah-pepatah? Beda dengan feature news kita bisa memainkan kata-kata. Pemberitaan pembunuhan dan semacamnya bisa kita awali dengan puisi. Puisi ini pasti akan sesuai dengan isinya, nah pembaca akan merasa seperti membaca karya sastra, tapi berbasis fakta dan produk jurnalistik,” jelasnya.

Penulis kondang Maman Suherman hadir sebagai pemateri di Pekan Jurnalistik LPM Corong Unismuh, Minggu (29/10). Foto : Rahmah/estetikapers.

Salah satu peserta dari LPM Bioma FMIPA UNM, yang berkesampatan untuk mengajukan pertanyaan, mempertanyakan bagaimana cara untuk menulis sebuah karya yang konsisten.

“Yang paling susah memang menjaga konsistensi itu. Tapi untuk saya sendiri, saya lebih sering untuk menulis catatan-catatan pendek yang saya bikin babak-babaknya supaya terjaga terus pemeranannya dan juga jika plotnya maju mundur, infografisnya harus tertata,” jawab penulis berkepala plontos itu.

Reporter: Nur Amalia Amir

Related posts

BAWA MATERI PENYULUHAN HIV/AIDS DAN NAPZA, UKM MAPHAN ADAKAN KELAS PEDULI

Editor Estetika
July 30, 2021

UNM TERBITKAN SK MEKANISME PENINJAUAN ULANG UKT SEMESTER GENAP TA 2021/2022

Editor Estetika
January 12, 2022

EKSPLORASI SENI DAN BUDAYA KINGDOM LAB ART HMJ BIOLOGI FMIPA UNM TAHUN 2021

Editor Estetika
November 15, 2021
Exit mobile version