Makassar, Estetika – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (PBSD) Dewan Mahasiswa (DEMA) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Seminar Kebudayaan di Ruang Seminar Balai Pelestarian Nilai Budaya, Rabu (6/7).
Mengangkat tema “Spirit Akbulo Sibatang dalam Menghadapi Gempuran Budaya Luar”, kegiatan ini menghadirkan Muhammad Jufri selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulawesi Selatan, Kembong Daeng selaku Guru Besar FBS UNM, Yani Prayono selaku Kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, serta Irfan Palippui selaku Dosen Universitas Fajar sebagai pembicara.
Pembicara Pertama, Irfan Palippui, mengungkapkan bahwa masyarakat merupakan elemen yang berperan aktif untuk mempertahankan nilai kebudayaan dalam menghadapi gempuran budaya luar pada budaya lokal di Indonesia.
“Kita tidak bisa menempatkan diri sebagai pelaksana kebudayaan yang pasif, kita itu subjek yang aktif dalam mempertahankan nilai-nilai kebudayaan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Pembicara Kedua, Yani Prayono menuturkan bahwa bahasa daerah merupakan hal yang berperan penting dalam pembentukan karakter anak utamanya pada aspek kejujuran dan displin.
“Bahasa daerah adalah hal utama untuk membentuk karakter anak yang jujur dan disiplin,” tuturnya.
Sementara itu, salah seorang peserta seminar, Sarbina, mengatakan seminar ini sangat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa saat ini karena mengajarkan status quo mengenai kebudayaan serta bagaimana agar masyarakat mampu lebih selektif menerima budaya dari luar.
“Seminar ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebab mengajarkan banyak hal tentang kebudayaan,” ucapnya.
Reporter: Muhammad Fikri Haikal
Editor: Ahmad Ardiansyah